Lihat ke Halaman Asli

Angin yang Ngembara

Diperbarui: 6 Juni 2021   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari angin yang mengembara

Aku dipaksa kembali untuk sebuah kepulangan

Tubuh bergetar, bibir yang menggigil 

Mata haru dan pikiran beku mendingin

Rumahku musim yang hilang

1998, jiwaku terserak di tanah pengasingan

Tak ada melati dan aku tidak benar-benar mati

Aku ikut ngembara bersama angin

Sepanjang jalan yang tak kukenal

Betapa perih, hatiku merasa senyap sekali

Wajah yang kurindukan, aku ingin memeluknya

Bunda, bunda, terdengar pekik menangis.

Jakarta, 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline