BANJARNEGARA (12/8) - Mahasiswa pelaksana Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip), Afriyan Gita Rahmadan, memberikan edukasi pada warga desa Tunggara berupa pengenalan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) melalui media poster dan bimbingan belajar bahasa Inggris bagi siswa SD Negeri 1 Tunggoro.
Adaptasi Kebiasaan Baru adalah sebuah istilah yang diperkenalkan pemerintah untuk menggatikan istilah new normal. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa istilah new normal diganti karena tidak sesuai dengan undang-undang (UU).
"Jadi istilah new normal, lockdown itu memang enggak sesuai UU. Sehingga kita kalau gunakan harus hati-hati. Termasuk juga dengan adaptasi baru itu," kata Muhadjir, dikutip dari Liputan6 (13/7).
Istilah new normal dianggap mempunyai diksi yang tidak sesuai sehingga membingungkan masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Desa Tunggara, Tunggul Tri Wasono. Beliau meyampaikan bahwa banyak warga desa yang salah mengartikan istilah new normal.
"Sekalian nitip tolong sosialisasikan tentang new normal. Warga mengira bahwa new normal itu berarti sudah normal dan tidak perlu lagi menerapkan protokol kesehatan lagi." ujarnya.
Poster-poster yang memuat materi Adaptasi Kebiasaan Baru tersebut ditempelkan di beberapa titik strategis di desa Tunggara. Pengenalan Adaptasi Kebiasaan Baru melalui media poster dan media sosial pada warga desa Tunggara diharapkan dapat meluruskan kesalahpahaman warga tentang perkembangan situasi pandemi Covid-19. Dengan pengetahuan yang cukup, warga diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Covid-19 di desa Tunggara.
Selain pengenalan tentang AKB kepada warga, mahasiswa pelaksana KKN juga melaksanakan bimbingan belajar bahasa Inggris sejak hari Kamis, 23 Juli 2020 dan dilaksanakan secara rutin setiap hari Senin dan Kamis. Para peserta yang terdiri dari beberapa siswa Sekolah Dasar (SD) yang berminat belajar bahasa Inggris langsung mendatangi rumah mahasiswa pelaksana di RT 1 RW2 desa Tunggara. Diera, salah satu peserta bimbingan belajar mengatakan bahwa ia sebelumnya belum pernah mendapatkan pelajaran bahasa Inggris di sekolah. Oleh karena itu, ia dan para peserta lainnya sangat antusias mengikuti jalannya bimbingan belajar.
Materi yang diberikan pada peserta dimulai dari tahap paling dasar, yaitu pengenala2n kosakata bahasa Inggris. Salah satu wali murid peserta bimbel, Turliyah, menyampaikan dukungannya pada diadakannya bimbingan belajar bahasa Inggris. Ia menyampaikan bahwa bimbingan tersebut bermanfaat bagi anak-anak untuk mengenal kosakata bahasa Inggris.
"Bimbingan belajar bahasa Inggris membantu anak yang belum mengenal kosakata bahasa Inggris. Apalagi sekarang banyak istilah-istilah bahasa Inggris yang digunakan di televisi dan internet. anak-anak jadi tidak asing lagi dengan istilah tersebut." ungkapnya.