Lihat ke Halaman Asli

Penguatan Generasi Qurani Melalui Konsep Pendidikan Nabawi

Diperbarui: 7 Januari 2016   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baginda Muhammad SAW adalah sosok paling “ajaib” yang mampu kita teladani di berbagai hal, cerminan hidup paling sempurna tiada dua, samudra kebaikan tiada bertepi yang tak mampu kita nafikan kembali kebenarannya. Kecakapan beliau dalam berperilaku, bergaul, memimpin bahkan dalam mendidik orang-orang di sekitarnya adalah suatu khazanah Islam yang hanya satu orang saja yang memilikinya.

Meski pada saat beliau hidup sarana dan prasarana pendidikan pendukung tidak sehebat dan secanggih pada saat ini, namun dengan begitu ajaib hasil yang mampu dituai dari konsep pendidikan yang beliau tularkan tidak kalah canggih dengan masa-masa penuh gadget dan sumber informasi seperti masa sekarang.

Seperti banyak diceritakan oleh sejarah Islam terdahulu para sahabat Baginda Muhammad SAW adalah umat-umat penuh ketertinggalan di dalam ilmu pengetahuan dibanding dengan bangsa sekitaran Arabia yang lainnya seperti Mesir, Romawi atau Persia sekalipun. Bangsa-bangsa tersebut adalah umat-umat yang sudah begitu akrab dengan dunia baca tulis, perdebatan, penelitian, ataupun pembuatan karya tulis seperti buku. Sedangkan sahabat-sahabat Baginda adalah bangsa-bangsa yang hanya mengenal ilmu berkuda, bersyair, dan riwayat-riwayat suku. Dari peradaban sahabat-sahabat Baginda tersebut pun tak pernah muncul karya-karya ilmu pengetahuan seperti buku-buku yang berhasil diterbitkan oleh bangsa-bangsa Arab sebelum Islam.

Masa-masa suram ilmu pengetahuan pada masa sahabat Baginda Muhammad SAW tersebut akhirnya terdobrak ketika Baginda Muhammad SAW mulai menyampaikan ajaran-ajaran Islam, secara cepat bangsa-bangsa Arab melesat laksana raksasa yang baru bangun dari tidur panjang nan lelap.

Banyak keraguan yang ditujukan pada sistem pendidikan yang diberikan oleh Baginda Muhammad SAW tersebut. Banyak para pendidik yang mempertanyakan apakah rahasia dari sistem pendidikan yang diberikan oleh beliau yang berhasil mendidik sang preman pasar Umar bin Khothob yang menjelma menjadi kepala negara yang tiada tandingannya hingga sekarang. Pola pendidik yang diberikan kepada seorang jagoan kampung seperti Khalid bin Walid yang bertransformasi menjadi jendral tak terkalahkan nan kuat di masanya. Contoh lain perubahaan seorang budak bernama Salman Al Farisi yang sebelumnya hanya mengenal bagaimana cara menanam dan merawat kurma berhasil menjadi gubernur sukses di Persia. Bagaimana pula cara mendidik seorang penggembala kambing seperti Abdullah bin Mas’ud yang mampu menjadi ahli tafsir Al-Quran. Keberhasilan baginda mendidik beberapa tokoh yang membawa pada perubahan besar tersebut membuat beberapa para pendidik kembali dibuat penasaran apa rahasia penting dibalik “strategi” mendidik ala Baginda Muhammad SAW tersebut.

Dalam artikel ini saya akan memberikan beberapa rahasia kedahsyatan pola pendidikan yang diberikan oleh Baginda Muhammad SAW. Beberapa rahasia ini merupakan hasil penghimpunan dari berbagai sumber, semoga dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca pun bagi diri saya yang masih mengembara untuk mencari pola pendidikan dan terus akan belajar.

Pola pendidikan yang diberikan Baginda Muhammad SAW banyak disebut juga sebagai pendidikan Nabawi, konsep pendidikan yang telah berhasil membawa perubahan “di luar nalar”, pendidikan yang mengingatkan kita bahwa keluasan ilmu Alloh tiada lagi ada bandingannya. Berikut beberapa konsep pendidikan nabawi yang dikenalkan oleh Baginda Muhammad SAW.

Pendidikan Berbasis Keimanan.

Baginda Muhammad SAW memulai pendidikan dengan dasar fondasi keimanan yang kuat. Keimanan yang kuat dirasa menjadi jalan yang akan mengantarkan manusia menjadi pribadi-pribadi yang mampu mengendalikan diri serta menjadi pribadi-pribadi yang mempercayai bahwa apapun yang dilakukan di muka bumi ini akan dimintakan pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Sehingga dengan keimanan yang kuat ini akan memancarkan sifat-sifat baik pada diri seseorang seperti jujur, berakhlak mulia, amanah, dan penuh tanggung jawab.

Pemantapan Akhlaq

Selain berlandaskan pada keimanan yang kuat, Baginda Muhammad SAW senatiasa mendidik sahabat-sahabat di sekeliling beliau dengan pemantapan akhlaq. Akhlaq merupakan suatu elemen penting pada pembinaan umat bagi Baginda Muhammad SAW. Hal ini senantiasa Beliau sampaikan di setiap khutbah-khutbah yang Beliau lakukan. Pada saat-saat santai pun Baginda senantiasa menekankan keutamaan akhlaq ini kepada para sahabat. Tak tanggung-tanggung bukan hanya mampu memerintahkan tentang penguatan akhlaq kepada para sahabat, Baginda terbiasa langsung memberikan contoh konkret pada setiap aktifitas keseharian beliau sebagai bukti nyata proses mendidiknya kepada para sahabat. Hingga dari hasil pendidikan akhlak yang beliau lakukan, lahirlah insan-insan yang berbudi pekerti mulia. Dan ternyata kelak akhlak mulia yang dimiliki para sahabat ini menjadi modal yang besar bagi mereka dalam meraih kesuksesan dalam perjuangan yang mereka lakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline