Lihat ke Halaman Asli

Afriska Ambarita

Senang membaca dan suka menulis

Saling Memberi dan Menerima

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saling Memberi dan Menerima

Dalam hidup ini semua makhluk hidup sudah ditakdirkan untuk berbagi dengan yang lain. Ketika kita membuang karbon dioksida lewat nafas, lalu pohon berklorofil menggunakannya dalam proses fotosintesa. Dalam proses fotosintesa tumbuhan menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup lainnya.

Demikian juga adanya dalam kehidupan kita antar sesama, kita saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain. Ada sebagian orang yang hanya mau menerima tanpa mau memberi tapi apakah yang memberi tidak pernah berharap untuk menerima?

Berawal dari curhat seorang teman, yang selama ini selalu baik memberi kepada adik-adiknya. Mungkin bukan hitung-hitungan ketika suatu saat dia mengatakan kepada saya "Saya ingin sekali mendapat surprise dari adik-adik saya, tidak masalah besar atau kecil nilainya". Lalu dia bertanya, pernahkah saya memberi sesuatu kepada Abang dan Kakak saya? Dia begitu heran ketika saya menjawab "pernah". Loh kok bisa, kamu kan paling kecil. Lalu saya menjawab, “walaupun mereka tidak pernah meminta atau merasa lebih cukup dari saya, tapi sebagai bentuk perhatian saya ke mereka, saya mencoba memberi hadiah kecil dalam moment-moment special”.

Saya memberi perhatian-perhatian kecil ke Abang dan Kakak karena menurutku mereka sudah cukup baik. Memang saya tidak akan cukup untuk membalas kebaikan mereka dan sebenarnya mereka juga mungkin tidak mengharapkannya. Tapi saya kan tidak selamanya hanya meminta atau hanya menerima, adakalanya saya memberi, agar hubungan persaudaraan menjadi seimbang.

Mungkin adiknya teman saya bukan tidak ingin memberi, mereka berpikir bahwa si Kakak sudah cukup.. Mereka tidak menyadari kalau yang dibutuhkan si Kakak bukan nilai, tapi perhatian. Kadang kita merasa tidak pantas untuk memeberi, karena tidak ada yang cukup berharga untuk diberi, tapi bagi si penerima, keikhalsan dan perhatian nilainya lebih tinggi daripadabarang yang kita berikan.

Jangan menunggu saudara atau teman kita untuk meminta dulu baru memberi, karena kadang ada juga yang butuh tapi segan untuk mengatakannya. Atau tidak butuh tapi ingin sekali-kali mendapatkan perhatian...

Bekasi, 16 Januari 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline