Masih ditemukan masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan berbagai alasan salah satunya yaitu karena sudah divaksinasi. Ada yang beranggapan jika sudah divaksinasi berarti tubuh menjadi kebal terhadap virus jadi tidak perlu menerapkan protokol kesehatan. Anggapan tersebut salah karena herd immunity pada suatu negara harus mencapai 90-100%. Jika belum mencapai persentase tersebut, penularan COVID-19 masih bisa terjadi. Hal itu menjadi salah satu alasan pemerintah masih menghimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah mulai menerapkan kebijakan di beberapa area publik untuk memindai QR code menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi ini dikembangkan untuk membantu pemerintah melakukan pelacakan digital guna menghentikan penyebaran virus Corona. Namun masih ada masyarakat yang belum memahami penggunaan dan fungsi fitur yang tersedia di aplikasi PeduliLindungi. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNDIP Tim I 2021/2022 mengadakan program kerja ini. Kegiatan KKN dilaksanakan di RW 14 Kelurahan Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.
Sosialisasi pengenalan aplikasi PeduliLindungi dilakukan demo aplikasi menggunakan laptop. Peserta kegiatan mengaku sudah memiliki aplikasi PeduliLindungi dan mengetahui jika aplikasi tersebut digunakan untuk memindai QR code di sejumlah area publik, tetapi mereka belum mengetahui fitur beserta fungsi apa saja yang tersedia di dalamnya. Selain itu, diberikan juga edukasi protokol kesehatan. Edukasi protokol kesehatan dijelaskan menggunakan media poster supaya lebih menarik.
Protokol kesehatan yang wajib diterapkan yaitu 3M :
1. Memakai masker
2. Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
3. Menjaga jarak saat di kerumunan
Di masa pandemi, aktivitas lebih sering dilakukan di rumah, hal ini dapat mengakibatkan seseorang menjadi malas serta berkurangnya kreativitas dan inovasi. Maka mahasiswa KKN UNDIP mengadakan program penyuluhan pembuatan ecobrick guna membangkitkan kreativitas dan inovasi masyarakat di masa pandemi. Penyuluhan pembuatan ecobrick bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang tepat serta untuk meminimalisir sampah dan mengubahnya menjadi suatu kreasi yang inovatif. Biasanya ecobrick berupa botol plastik yang diisi padat dengan limbah plastik untuk membuat benda yang dapat digunakan kembali. Penyuluhan dilaksanakan menggunakan media poster. Penyuluhan disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Penyuluhan berlangsung kondusif serta terdapat komunikasi dua arah, seperti adanya peserta yang mengajukan pertanyaan.
Dengan dilaksanakannya program pengenalan aplikasi PeduliLindungi dan edukasi protokol kesehatan diharapkan masyarakat memahami cara penggunaan dan fungsi fitur yang disediakan aplikasi PeduliLindungi serta memahami pentingnya penerapan protokol kesehatan baik belum melakukan vaksinasi maupun sudah melakukan vaksinasi. Serta diharapkan masyarakat dapat memiliki kesadaran untuk mengurangi sampah seraya membangkitkan kreativitas dengan mengubah sampah menjadi sebuah benda atau kreasi yang bermanfaat bagi lingkungan di masa pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H