Lihat ke Halaman Asli

Sitha Afril

Student of Master Degree - Diponegoro University

Sebotol Anggur Merah yang Pecah

Diperbarui: 6 Oktober 2020   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Source: tiki.vn)

Riuh tawa yang beradu dengan hentakan musik di Bar ini seketika terasa hening ketika aku melihatnya. Iya, dia yang sedang duduk sendiri dengan tatapan kosong. Awalnya, aku menampik dan mencoba untuk yakin bahwa perempuan yang aku lihat hanyalah sosok yang kebetulan mirip dengan Riri. Namun, ketika Dion menghampiriku dan bilang bahwa itu adalah Riri, aku pun terkejut.

Aku benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa Riri ada di tempat ini dan sendiri?

Seingatku, dia tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di tempat seperti ini, apalagi hingga larut malam dan menjelang pagi. Pasti ada yang tidak beres, aku yakin itu.

**

"Ri?" sapaku yang mengagetkannya.

"Julian? Kok di sini?" tanyanya yang terkejut.

"Iya. Bukannya udah hal yang biasa ya kalau aku ada di tempat ini? Kayaknya, sewaktu kita masih pacaran juga kau udah tahu betul soal itu," jawabku.

Riri hanya tersenyum kecut, lalu mengambil gelasnya yang berisi beer.

"Sejak kapan kau minum?" tanyaku kian kaget.

Riri tak menjawab. Dia memalingkan muka dan kini menunduk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline