Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Moral atau Pendidikan Fisik ?

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dari judul yang dikemukakan diatas, mungkin para pembaca sekalian beranggapan bahwa tulisan ini akan berisikan mengenai pro kontra pendidikan moral maupun fisik. Yah, tidak salah memang bila pembaca beranggapan seperti itu, namun perlu saya jelaskan disini bawa tulisan ini tidak akan membahas jauh kedalam pro kontra tersebut melainkan lebih kepada urgensi atau kepentingan pendidikan moral dan pendidikan fisik. Sebelum kita membahas lebih jauh lagi,akan dibahas mengenai pengertian dasar pendidikan sebagaimana berikut, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan arti pendidikan menurut UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Dari kedua pengertian diatas sudah bisa dilihat bahwa tujuan dari sebuah pendidikan adalah proses untuk membentuk pribadi yang ideal.

Pendidikan merupakan pedoman kita dalam menghadapi dunia. Pendidikan merupakan bekal kita untuk menjadi manusia yang lebih bermartabat. Pendidikan mengubah kita dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dariyang salah menjadi benar dan dari yang malas menjadi cerdas, dengan syarat bahwa kita benar-benar menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, pendidikan adalah salah satu menu wajib. Oleh sebab itu, banyak orang tua yang ingin memberikan pendidikan yang sebaik-baiknya terhadap putra-putrinya, salah satunya pendidikan melalui sekolah umum, seperti SD/MI, SMP/MTS, SMA/MI/SMK maupun Perguruan Tinggi. Tiap jenjang pendidikan tersebut memiliki konsep pendidikannya masing-masing. Diantara beberapa konsep pendidikan tersebut, kita mengenal yang namanya pendidikan moral dan pendidikan fisik. Bagi mahasiswa seperti saya, kedua tipe pendidikan ini tidaklah asing. Karena memangsaya pernah menerima dan mengalaminya selama saya menempuh pendidikan.

Pendidikan moral adalah pendidikan yang mengembangkan sikap, akhlaq, rohani maupun spiritual dengan harapan akan dihasilkan outputpeserta didik yang berbudi pekerti luhur. Sedangkan pendidikan fisik adalah pendidikan yang mengutamakan fisik kita, kekuatan tubuh dan juga kekuatan mental kita dalam menghadapi dunia luar. Dari pendidikan fisik inilah terkadang muncul pro dan kontra, ada yang setuju ada yang tidak. Ada yang menganjurkan ada yang melarang. Namun sekali lagi, tulisan ini tidak akan membahas pro kontra tersebut karena nantinya pasti akan menjadi tulisan yang panjang. Disini hanya akan dibahas mengenai urgensi kedua konsep pendidikan tersebut.

Dimulai dari pendidikan moral. Pendidikan moral adalah pendidikan awal yang sangat penting bagi kita karena berhubungan dengan “internal” diri kita. Disini kita akan dilatih untuk berperilaku yang benar, diajarkan untuk mampu berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar, serta dibimbing untuk dapat hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Jadi pendidikan moral sangat penting untuk diajarkan diawal karena pendidikan inilah yang akan menentukan baik atau buruknya kita di mata masyarakat. Nantinya, bobot dari pendidikan moral ini akan berkurang seiring dengan semakin terspesialisasinya pendidikan kita, jadi pendidikan moral tetap ada namun dengan porsi yang lebih sedikit. Tidak selamanya kita membutuhkan pendidikan moral saja, namun ada kalanya kita memerlukan pendidikan fisik. Pendidikan moral tanpa pendidikan fisik ibarat telur dengan cangkangnya yang rapuh. Pendidikan fisik tidak cocok bila ditempatkan di awal mula kita mulai pendidikan, karena pendidikan tipe ini membutuhkan peserta didik yang dianggap sudah dewasa dan mampu berpikir jernih. Oleh karena itulah pendidikan fisik tidak ditempatkan di awal. Setelah itu, barulah pendidikan fisik bisa berjalan. Pendidikan fisik adalah pendidikan tingkat lanjut yang tidak bisa sembarangan dilakukan. Pendidikan ini bertujuan untuk membentuk fisik dan mental yang kuat supaya kita bisa menjadi peserta didik yang “tahan banting” dan peserta didik yang bermental kuat. Pendidikan ini membutuhkan pembimbing yang berkompeten di bidangnya supaya tidak terjadi hal-hal diluar tujuan awalnya. Pendidikan ini berfungsi sebagai penyeimbang pendidikan moral yang telah kita terima di awal permulaan. Diharapkan, dengan sinergi antara pendidikan fisikdan pendidikan moral, akan terbentuk peserta didik yang berkompeten baik dalam tindakan maupun pikirannya serta memiliki fisik yang kuat dalam mengadapi hari esok.

Pada dasarnya, pendidikan itu baik. Apapun konsep pendidikannya. Baik itu pendidikan moral maupun fisik. Namun memang, masih longgarnya pengawasan maupun kurang aktifnya peran pemerintah mengakibatkan semua itu tidak bisa berjalan dengan baik. Banyak terjadi pelanggaran disana-sini. Itulah kenapa konsep pendidikan yang seharusnya mampu menjadikan peserta didik menjadi lebih siap dalam menghadapi era globalisasi justru sering dicerca oleh pihak-pihak tertentu. Dunia pendidikan memang masih menyimpan sejuta masalah, namun paling tidak melalui tulisan ini, kita bisa melihat bahwa tidak selamanya konsep pendidikan itu salah, yang ada hanyalah pelanggaran yang terjadi di dalam konsep pendidikan itu sendiri. Semoga, pendidikan kita bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline