Donald John Trump resmi menjadi Presiden ke-45 Amerika Serikat(AS), naiknya Trump merupakan sebuah fenomena yang sulit dipercaya karena selain ia merupakan orang baru dalam dunia perpolitika di Negara Paman Sam tersebut. Ketika masa kampanyenya dia selalu mengemukakan ide-ide yang gilanya seperti akan membangun tembok pembatas sepanjang perbatasan AS-Meksiko, akan mengawasi ketat pergerakan komunitas muslim dan menganggap isu pemanasan global (Global Warming) merupakan isu buatan untuk menghalangi pertumbuhan ekonomi dari AS. Selain, ide-ide gilanya ketika berkampanye itu ada pula kebijakan-kebijakan yang dibuat usai pelatikannya yang terkesan tergesa-gesa dan tidak dipikirkan sebelumnya. Contoh dari kebijakan tersebut adalah pemecatan banyak duta besar AS di berbagai negara, kebijakan ini keluar setelah sang presiden terpilih tersebut baru dilantik. Tidak kurang dari 80 kursi di kedutaan besar menjadi kosong, selain itu banyak posisi-posisi kedutaan AS yang vital di berbagai negara ikut dipecat seperti Jerman, Inggris, Kanada dan banyak negara lainnya (Sugiharto, 2017).
Selain keduataan besar yang sudah disebutkan di atas, ada satu keduataan besar AS yang juga dipastikan di-reshuffle yaitu kedutaan besar AS untuk Israel. Duta besar yang ditunjuk oleh miliarder tersebut untuk mengisi kuadalah David Friedman, seorang penasehat dari Donald Trump juga merupakan seseorang yang sering menyuarakan bahwa pemukiman warga Israel di tepi barat harus dilanjutkan dan tindakan ini bukan sebuah tindakan illegal. Penunjukkan Friedman sebagai dutabesar AS untuk Israel ini jelas akan menganggu penyelesaian konflik Israel-Palestina. Karena selain tindakan ini yang merupakan tindakan ilegal karena mengokupasi atau menyerobot tanah secara sepihak oleh negara zionis ini. Tindakan ilegal ini juga sudah menjadi bahan pembicaraan di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada akhir tahun 2016. Dan hasil dari pembicaran tersebut adalah memberhentikan sepenuhnya tindakan pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan Yerussalem Timur (Suastha, 2016). Pada awalnya pembahasan ini diragukan karena Amerika yang sudah menjadi rahasia umum merupakan sahabat dari negara Israel ini, memiliki hak veto untuk menghentikan pembahasan ini. Namun, ketakutan ini tidak menjadi menjadi kenyataan justru Presiden Obama mengkritik tindakan okupasi tersebut.
Oleh karena itu penunjukkan Friedman ini justru akan menyulitkan proses perdamaian kedua belah pihak, sayangnya Presiden Trump tampaknya tidak terlalu memperdulikan dampak dari hal itu. Yang dipikirkan oleh Trump hanya untuk mendulang dukungan dari negara yang menyerobot wilayah negara lain tersebut. Hal ini juga menjadi kecaman dari segala pihak, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Selain menunjuk Friedman, Trump juga akan segera memindahkan kedutaan besar AS ke Yerussalem. Kebijakan ini tentu akan memperkeruh keadaan, karena wilayah Yerussalem merupakan wilayah suci dari 3 agama, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Pemindahan ini juga dapat merusak kestabilitasan kedamaian di wilayah tersebut. Hal ini juga dapat mengancam kedutaan AS yang nanti akan beroprasi di wilayah tersebut, karena akan banyak bentuk protes dari kebijakan tersebut.
Bibliography
Suastha, R. D. (2016, December 22). CNN. Retrieved February 7, 2017, from CNN: http://www.cnnindonesia.com/internasional/20161222093946-134-181436/dk-pbb-gelar-voting-setop-okupasi-israel-di-palestina/
Sugiharto, B. A. (2017, January 21). CNN. Retrieved February 7, 2017, from CNN: http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170121123552-134-187895/belum-sehari-jadi-presiden-trump-sudah-pecat-20-duta-besar/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H