Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Kemampuan Literasi dan Numerasi melalui Model PBL (Problem Based Learning) pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

Diperbarui: 21 Agustus 2024   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu pendidikan dikatakan sebagai seni, karena dalam penerapannya melibatkan emosi, kreatifitas, dan dimensi-dimensi kemanusiaan lainnya selain hal-hal metodis seperti prinsip dan aturan dalam mendidik dan mengasuh (Munawaroh, 2019). Berkaitan dengan kemampuan mendidik di Indonesia telah diatur dalam UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Melalui kompetensi ini pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan dan terampil dalam melihat karakteristik peserta didik dari berbagai aspek kehidupan, baik itu moral, emosional maupun intelektualnya. Implikasi dari kemampuan ini tentunya dapat terlihat dari kemampuan pendidik dalam menguasai prinsip-prinsip belajar mulai dari teori belajar hingga penguasaan bahan ajar.

Selain dari dari beberapa aspek diatas pendidik perlu memilih dan memilah model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar peserta didik, dan dengan demikian tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

           

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh guru, pendekatan pembelajaran dan kemampuan literasi dan numerasi merupakan bagian yang memiliki pengaruh dalam meraih keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru menemukan beberapa masalah antara lain: 1). Pendidik belum merefleksi model pembelajaran, 2). Pendidik belum mengoptimalkan media digital serta 3). Pendidik belum menyiapkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa serta materi pembelajaran. 4). Pendidik masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton yaitu Teacher Center serta guru jarang melakukan pendekatan yang menstimulus siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis),

Untuk bisa menjadi pendidik yang mencerdaskan anak bangsa, memperbaiki kesalahan dan kekeliruan selama proses belajar mengajar, dengan merefleksi setiap kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran berikutnya bisa berjalan dengan lebih maksimal dan lebih baik. Selain itu, sebagai pendidik juga harus mampu memilih dan memilah model-model pembelajaran yang tepat dengan kondisi siswa yaitu dengan pembelajaran yang inovatif, dan lingkungan belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu Membangun motivasi belajar peserta didik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, peserta didik dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan menyadarkan peserta didik akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan.

Peran guru sebagai fasilitator untuk peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang efektif, meliputi membimbing peserta didik dalam mencari dan menyelesaikan masalah, memberikan arahan yang tepat agar peserta didik dapat berpikir kritis dan terampil. Tanggung jawab guru yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang lebih tinggi, peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran serta mampu berpikir kritis dan sadar akan pentingnya pembelajaran dalam pendidikan. model pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam hal ini berupa sikap dan respon peserta didik baik terhadap model yang diterapkan dan tujuan pembelajaran tercapai. Adapun strategi yang dimaksud yaitu model pembelajaran broblem based learning, yang dalam hal ini peserta didik dituntut untuk berpikir kritis, berkolaborasi dan mampu berkomunikasi dengan baik pada materi Klasifikasi Mahluk Hidup dengan model pembelajaran ini peserta didik dapat berperan aktif dalam setiap langkah pembelajaran, mengerjakan LKPD yang dibuat secara menyeluruh sampai dengan mempersentasikannya, berpikir kritis untuk dapat menganalisis setiap pembelajaran yang dilaksanakan, meliputi mendesain perancanaan LKPD, kemudian menetukan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikannya

.

Setelah menerapkan model Pembelajaran Problem Based Learning di pertemuan pertama guru menemukan bahwa keefektifan dalam pembelajaran dan respon peserta didik terhadap pembelajaran cukup baik, peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, dan terbukti dengan hasil evaluasi yang mencapai ketuntasan walapun masih ada beberapa siswa yang belum meraih hasil optimal. Begitu pula dengan penerapan model Pembelajaran Discovery Based Learning pada aksi ke 2, peserta didik berperan aktif secara keseluruhan dalam proses pembelajaran, kreativitas dan keterampilan terbentuk, rasa tanggung jawab atas LKPD yang ditugaskan dikerjakan dengan baik secara bersama-sama dalam kelompok. tinggi.

Praktik pembelajaran baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah Best Practice  (Praktik yang Baik) dengan pembelajaran yang berorientasi pada keaktivan siswa dan guru sebagai fasilitator. Best practice ini ditulis dalam laporan yang berjudul  "Meningkatkan Kemampuan Literasi dan Numerasi Melalui Model PBL (Problem Based Learning) pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline