Sosok yang lebih akrab disapa Mbak Ita ini memiliki nama lengkap Hevearita Gunaryanti Rahayu, Mbak Ita baru saja dilantik menjadi wali kota Semarang menggantikan Hendrar Prihadi pada awal tahun 2023 lalu. Diketahui, Mbak Ita merupakan perempuan pertama yang menduduki jabatan sebagai wali kota Semarang. Sebelum menjabat sebagai wali kota, Mbak Ita merupakan wakil wali kota Semarang mendampingi Hendrar Prihadi sejak tahun 2016 hingga 2022. Banyak penghargaan yang sudah ditorehkan oleh wanita kelahiran 4 Mei 1966 ini.
Salah satunya adalah penghargaan Satyalancana Pembangunan Bidang Koperasi dan UKM dari Presiden RI Joko Widodo. Mbak Ita dinilai mampu menjadikan kota Semarang lebih maju terutama dibidang Koperasi dan UMKM. Selain penghargaan terkait UMKM, Mbak Ita juga banyak melakukan terobosan baru dan aktif berkunjung diberbagai wilayah di Kota Semarang. Ditangan Mbak Ita wajah Kota Semarang terus dipercantik dengan adanya pembangunan taman kota, perbaikan saluran air, saluran pembuangan dan program betonisasi untuk membantu menjadikan Kota Semarang lebih bersih dan rapi.
Akhir-akhir ini, nama Mbak Ita jadi perbincangan hangat di dunia maya. Hal itu terjadi setelah keputusannya memutasi beberapa camat yang ada di wilayah Kota Semarang. Salah satunya Ade Bhakti, camat Gajahmungkur yang dimutasi menjadi Sekretaris Pemadam Kebakaran Kota Semarang. Banyak Netizen atau masyarakat berspekulasi alasan Ade Bhakti dimutasi karena salah satu kontennya menyinggung program nasi goreng yang digagas oleh Mbak Ita untuk memeriahkan perayaan HUT RI yang ke 78 di Semarang.
Namun, alasan Mbak Ita memutasi Ade Bhakti sama sekali tidak terkait dengan konten yang dibuat. Mbak Ita menuturkan bahwa, mutasi adalah hal biasa dalam organisasi pemerintahan dan pembahasan mutasi camat Ade Bhakti sudah dipersiapkan sejak lama. Terkait dengan acara lomba nasi goreng yang bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Semarang, Mbak Ita memberikan informasi filosofi dibalik diadakan acara tersebut.
Pertama, nasi goreng merupakan menu yang sangat populer dan terkenal nasi goreng juga dikenal di luar negeri sebagai masakan khas Indonesia. Kedua, Mbak Ita ingin memberikan semangat kepada para ibu untuk kembali memasak, karena saat ini banyak masyarakat yang mulai melupakan pentingnya memasak, terutama kemudahan pemesanan melalui aplikasi online. Ketiga, sajian nasi goreng ini diartikan sebagai "Isi Piringku" (Pedoman Pola Makan Kementerian Kesehatan). Bahwa pada saat memasak nasi goreng, memenuhi seluruh komponen gizi yang ada. Keempat, memanfaatkan urban farming yang diterapkan di Kota Semarang.
Saya akan menganilisis kepemimpinan Mbak Ita sebagai wali kota Semarang dilihat dari Empat Bingkai Kepemimpinan (Four Frames of Leadership) dalam buku Reframing Organizations karya Bolman dan Deal. Dalam buku tersebut disampaikan bahwa, empat bingkai kempemimpinan terdiri dari structural, human resource, political dan symbolic. Sejauh ini, Mbak Ita mengkombinasikan ke empat bingkai tersebut dalam memimpin Kota Semarang. Dari segi bingkai struktural, bisa dilihat pelaksanaannya bagaimana Mbak Ita sangat bertindak tegas kepada dinas-dinas terkait yang tidak maksimal dalam melakukan pekerjaannya.
Contohnya, penanganan taman kota yang tidak dirawat dengan baik sehingga semua tanaman terlihat mati dan kering. Kemudian, pembersihan parit atau selokan yang tidak maksimal menyebabkan daerah tersebut rawan banjir.
Disini, Mbak Ita sangat berfikir rasioal dan menganilisis dampak-dampak apa saja yang bisa terjadi jika dinas-dinas terkait tidak peduli dengan apa yang sudah mereka bangun. Berpikir secara rasional sangat dibutuhkan oleh para pemimpin karena berpikir rasional merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan aspek dan menganalisis relevansi informasi yang berhubungan dengan suatu kejadian, baik yang berupa fakta, opini, maupun data (Richetti & Tregoe, 2001). Mbak Ita selalu mengatur dan menjaga kulitas kinerja bawahannya agar konsisten dan mampu melayani masyarakat dengan baik.
Dengan banyak kebijakan dan pemberdayaan yang sudah Mbak ita lakukan, menunjukkan bahwa Mbak Ita menerapkan nilai-nilai pada bingkai sumber daya manusia atau human resource. Banyak program yang Mbak Ita buat untuk membantu memperdayakan masyarakat terutama terkait dengan hak-hak perempuan dan masalah stunting di Kota Semarang.
Masalah stunting menjadi pekerjaan yang perlu diperhatikan Pemerintah Kota Semarang, hal ini yang mendasari Mbak Ita dengan cepat membuat banyak program untuk memperdayakan masyarakat. Salah satunya adalah program Rumah Pelita dan Rumah Sigap, tujuan utama program tersebut memberikan pelayana mental, fisik, pendidikan dan konseling kepada anak dan orang tuanya, termasuk memberikan stimulasi yang cukup untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan otak anak.