Lihat ke Halaman Asli

Afriantoni Al Falembani

Dosen dan Aktivis

Menimbang Kekuatan Pilkada Kota Palembang 2018

Diperbarui: 8 Mei 2020   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembicaraan Pilkada Kota Palembang terus dinamis. Walau kekuatan lama yang bertarung. Tapi sosok Harno yang lebih terbuka dan lemah lembut. Menyebabkan lawan meraba strategi apa yang sedang dimainkan oleh Harnojoyo.

Sarimuda sebagai penantang bebuyutan masih membawa isu isu yang tidak populer di tengah masyarakat yang dinamis. Kalau rasa iba dan kasihan yang dimainkan oleh Sarimuda justru akan berdampak negatif. Apalagi membawa isu agama yang tidak populer, karena lawan sesama muslim bukan Ahok.

terlepas dari semua itu perhitungan masih tetap diperhatikan. Tentu masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan atau kelemahan. Jika memperhatkan perhitungan kekuatan Pilwako Palembang.

Pertama, pasangan Harno-fitri di usung 5 partai (Demokrat, PDI Perjuangan, PAN, PBB, dan PKB), kekuatan incumbent, agamis, merakyat, didukung 90 persen masyarakat pemkot, sudah terbukti kerja nyata selama 2.5 tahun dengan berbagai pembangunan saat ini sedang berjalan, dan di dukung hampir seluruh pasangan gubernur Sumsel. Bagian tidak diketahui oleh publik bahwa Harno memang juga mengedepan orang asli Palembang.

Kedua, pasangan Sarimuda-Rozak diusung 3 partai (Nasdem, Gerindra, dan PKS), merupakan mantan beberapa kepala dinas, pernah calon yg ke 4 kali sebagai walikota Pelembab, dan didukung calon gubernur Nomor urut 1.

Ketiga,  Akbar-Hernoe merupakan calon yang non partai atau independen, peduli, dan perpaduan pengusaha dan agamis.

Keempat, pasangan Musi didukung 3 partai (Gelar, Hanuman, dan PPP), partai Hanura kota Palembang lari ke pasangan Nomor urut 1, mantan polisi, pengusaha, dan dalam 1 tahun terakhir banyak kasus walau belum terbukti.

Tentu masih banyak lagi kelebihan atau mungkin kekurangan masing-masing pasangan ini. Untuk itu, kita semua berharap karena itu jangan membicarakan kejelekan orang lain, yang jelek sesungguhnya orang yang membicarakannya.

Kiranya, perkataan tersebut untuk bahan renungan dan berbicara dengan baik. Berbicaralah dengan pikiranmu sebelum kamu berbicara dengan lisanmu. Selanjutnya mampu untuk mengucapkan kalimat yang baik akan membuat pendengarnya makin bijaksana.

Terakhir, seorang muslim adalah orang yang tidak menyakiti muslim lain dengan lisan dan tangan. Tentu masing-masing punya strategi yang dapat menjadi bagian terpenting dalam proses Pilkada ini tahun 2018 ini.(*)

Afriantoni

Peneliti Public Association Social and Religius Life




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline