Lihat ke Halaman Asli

Afriantoni Al Falembani

Dosen dan Aktivis

Fenome2na Ratu Jodha Akbar

Diperbarui: 26 Maret 2018   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Ratu Jodha mencuat seketika, ketika sinetron bernuasa kerajaan ditayangkan oleh ANTV. Setelah sukses menayangkan cerita Mahabarata. Cerita Jodha Akbar tampaknya tidak semenarik Mahabrata. Kisah Mahabrata menawarkan ragam nilai-nilai, intrik, perang, cinta dan politik.  Karenanya, saya lebih tertarik menyimak Mahabrata ketimbang Jodha Akbar. 

Namun kemudian, jalan dan alur cerita Jodha Akbar juga lambat laun menarik. Ada nilai-nilai, intrik, perang, cinta dan politik. Film ini menceritakan romantisme cinta antara Raja Jalaluddin penguasa atau Raja Moghul yang beragama Islam dengan putri Rajpur, Jodha yang beragama Hindu. Setelah dicari diinternet ditemukan data bahwa , Jodha merupakan salah bagian romantis dari kehidupan Raja Jalaluddin.  Jalal memiliki  4 orang istri, yaitu Ruqayyah, Salimah, Miryam (yang kemudian disebut sebagai Jodha Bai Akbar) dan Sakinah. 

Di antara 4 istri tersebut, konon Jodha lah yang paling ia cintai. Kecantikan dan kemerduan suara Jodha membuat Jalal takluk. Karena menghormati agamanya, Jalal mendirikan sebuah kuil pribadi untuk Jodha di istana. Sosok Jalaluddin dalam kisah Jodha Akbar dikenal sebagai Jalaluddin Mahmud Akbar. Beliau adalah salah seorang Sultan Moghul yang berkuasa di India antara tahun 1556 hingga 1605 Masehi.

Jalal  lahir pada tanggal 15 Oktober 1542 di wilayah Sindu (sekarang Pakistan), pada saat itu ayahnya, Humayon sedang melarikan diri ketika kekuasaannya direbut oleh Syirsyah. Ibu Akbar bernama Hamidah Binti Ali Akbar. Humayon kemudian meninggalkan Akbar di Kandahar (Afghanistan sekarang) dan pergi ke Kabul.

Ia tidak pernah bertemu putranya itu kecuali setelah 13 tahun kemudian, yaitu di saat ia berhasil merebut kembali kekuasaannya.Ketika ayahnya kembali berkuasan, Jalal dipercaya menjadi Gubernur di Punjab pada tahun 1555. Dan ketika ayahnya wafat tahun 1556, Jalal naik tahta dan memimpin Moghul di saat usianya masih 14 tahun, namun ia masih di bawah pengasuhan penasehat bernama Beiram Khan yang menjabat Perdana Menteri.

Akbar menjabat Sultan hingga ia wafat pada 12 Oktober 1605 M. Setelah wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Jahangir yang memiliki nama asli Nuruddin Salim.Semasa kepemimpinannya, Jalal menghadapi berbagai persoalan negara yang cukup banyak, baik dari luar maupun dari dalam kesultanannya. Belum lagi kolonialisme Inggris yang saat itu mulai bercokol di anak benua India.

Di masa Jalal, tepatnya pada tahun 1960, Inggris mendirikan The British East India Company yang berpusat di Kalkuta. 2 Tahun kemudian, Belanda pun mendirikan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan dagang Belanda di Hindia Timur yang saat itu juga membuka cabang di Indonesia. Disusul kemudian oleh Perancis pada tahun 1604.Jalal tercatat sebagai Sultan yang agung hingga ia digelari sebagai Akbar al-A'zham.

Wibawanya yang besar membuat Ratu Elizabeth I  mempercayakan mengirim duta sekelas Sir Thomas R ke India. Selain itu, Jalal dikenal sebagai sultan yang mencitai seni dan budaya. Bangunan-bangunan besar di masanya masih menjadi bukti dan tegak kokoh hingga hari ini, seperti Benteng Merah di Akra yang membentang sejauh 10 kilometer. 

Meski seorang yang buta huruf, namun Jalal menyimpan manuskrip buku tak kurang dari 24.000 buku. Ia kerap mengundang ulama dan cendikiawan ke perpustakaannya tersebut. Selain dikenal sebagai raja agung, sosok Jalal juga dikenal kontroversial. Meski ia seorang yang buta huruf, namun Jalal terkenal sebagai pemikir liberal dan menghargai perbedaan pendapat, serta senang berbincang soal filsafat dan sufitik.Pemikiran ini juga tercermin dari kebijakannya.

Jalal menghapus pajak jizyah atas non muslim di masanya. Dan sebagaimana diceritakan dalam film kontroversial di atas, Jalal pun menikahi wanita Hindu, Jodha.Sebagian sejarawan justru menggambarkan biografi Jalal yang lebih radikal. Jalal disebut-sebut menganut sinkretisme yang menganggap semua agama itu sama.

Ia menghapus kebijakan jizyah, zakat, melarang naik haji, melarang pelajaran Bahasa Arab, dan menutup banyak madrasah Islam. Bahkan, Jalal disebut-sebut telah mendirikan agama baru yang dinamai sebagai Agama Akbari atau Agama Ilahi yang mengajarkan sinkretisme. Namun hal ini tentu saja harus dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut agar tidak menjadi tuduhan tanpa dasar. Terlepas dari semua kontroversi di atas, pada kenyataannya serial Jodha Akbar dikenal sebagai film Box Office yang berhasil mencetak keuntungan finansial yang besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline