"Sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan dan apa pun yang ada di dalamnya harus kau syukuri sebagai berkat yang tak terkira dan mahal.
Pertemuan, perpisahan, kehilangan, dan semacamnya adalah variasi hidup dan kau harus percaya bahwa semua telah disusun rapi oleh penulis skenario terbaik dalam hidup ini" Kata-kata itu tertulis dalam lembaran kertas usang yang berada di sebuah kamar rumah.
Setelah sekian tahun tidak berkelana akhirnya Ia sampai pada titik dimana ia harus berani keluar dari rumah, menemukan kembali sosok diri yang sesungguhnya. Setelah berhasil dipatahkan oleh hubungan toxic akhirnya ia kembali membuka hati untuk lekaki yang kala itu berhasil merebut hatinya. Berusaha untuk kembali menimbulkan rasa cinta dan harapannya adalah kebahagiaan di akhir cerita tetapi semua adalah harapan yang sia-sia. Ia kembali dipatahkan dengan harapan-harapan yang tak kunjung melangit tetapi semakin membuatnya sakit.
Kala jamari tak lagi pandai menulis puisi hanya pandai mencari sesuatu agar dapat menghibur diri. Kini ia menjadi Puan yang paling suka dengan kesepian, tak ingin lagi bertuan bahkan tawanya yang renyah adalah kepura-puraan agar orang-orang tidak tahu jika ia pun sedang berkabung dengan dirinya sendiri
Ia berkerudung luka menyembunyikan segala penuh di dalam hatinya
Jawang, 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H