Sekali dua kali tidak ada arti
Ditendang kaki, mengatup jemari
Dicaci maki berkali-kali
Saat senang sedang menari-menari
Manja tanpa rasa bersalah
mengecup mesra tanpa lelah
Bercengkrama tak peduli dosa
Meski luka selalu menganga
Melingkar dengan ingkar di keabadian malam
Hingga pagi terkapar menuju alam kelam