Ku jumpai mata yang syahdu
Doanya penuh kata-kata pilu Air matanya menetes satu persatu
Entah yang pasti sedang ada sesuatu
Ketika kutanya mengapa
la hanya menggeleng kepala
Katanya aku tak pernah merapal doa
Padahal setiap hari aku berada di kapela la cepat-cepat menyuruhku mengaku dosa
Sedang aku lebih cekatan melafalkan kata pedih
tentang yang selalu salah dan pemberontakan
Tanpa sadar diri dan posisi
Pelan-pelan aku dahaga
Memang benar aku haus bukan karena ingin kuteguk minuman
atau aku lafalkan doa
tersedak karena dosa
Tuhan Aku berdosa!
Tapi tidak mau berbicara
(Ritapiret, 2023)