Lihat ke Halaman Asli

Akun tidak aktif

Akun ini sudah tidak aktif

Demi Dirinya

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lantai mengkilat berwajahkan polos putih menemaniku di malam yang gemerlap bintang saat ini. Sebenarnya dia yang seharusnya datang tapi diwajahnya terdapat bintik-bintik merah memucat. Aku tak mengerti mengapa harus aku yang menggantikannya. Dia mungkin mengira aku ini pasukan lapis kedua yang siap sedia bila pasukan pertama gagal di medan tempur.

Tugasku memang hanya sebatas membalikkan telapak tangan. Selayaknya manusia biasa aku merasa belum menguasai dengan benar pekerjaan ini. Pekerjaan yang selalu bergelut dengan air, alat makan, dan wastafel. Ya.. memang aku menggantikannya sebagai buruh cuci disuatu tempat yang sebenarnya sangat tak kusenangi. Sungguh kafe ini menyajikan semua yang berbau.... aarrggh... berbau kemaksiatan. Barangkali disini tempat yang selama ini belum kusinggahi di dunia ini. Barangkali ini merupakan tempat bermuaranya para pemain-pemain kemaksiatan. Meskipun aku tidak menyukainya, namun demi dia kukan melakukan segalanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline