Lihat ke Halaman Asli

Pengembangan Literasi Baca Tulis Anak Usia Dini oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang di Desa Tegalgondo Malang

Diperbarui: 27 Januari 2024   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendampingan Literasi Baca Tulis (Dokpri)

Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiwa (PMM)

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai pengganti Kuliah Kerja Nyata (KKN) kegiatan tersebut dapat diikut oleh Mahasiswa mulai dari semester awal. Kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM-UMM) dilakukan secara berkelompok berisi 5 orang Mahasiswa. Kelompok kami yang terdiri dari Afni Lailatul Fajriyah, Rama Dwi Pangestu, Dafa Ihza Bagaskara, Fitriani Widodo, Anisatul Hikmah Cahyaningrum kami berlima berasal dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dibimbing oleh Bapak Muhammad Lutfi, S.H., S.sy., M.H.

Kelompok PMM kami mempunyai program kerja tentang Pengembagan Literasi Anak Usia Dini. Literasi merupakan kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta Literasi sangat berpengaruh terhadap pola pikir anak sejak usia dini. Selain bisa membaca  dan menulis, literasi baca tulis juga termasuk memahami makna dari sebuah tulisan. Contohnya jika kita diberi resep obat oleh dokter. bisa membaca resep yang diberikan saja tidak cukup, kita juga harus bisa memahami aturan pakai dan dosisnya supaya tidak jadi kesalahan fatal.

Pengenalan Literasi Digital (Dokpri)

Dengan kemampuan literasi baca tulis yang memadahi dan mumpuni, kita sebagai individu, masyarakat, dan bangsa tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai informasi yang beraneka ragam yang datang secara bersamaan kepada kita. Disamping itu, dengan kemampuan literasi baca tulis yang baik, kita bisa meraih keberhasilan dan kemajuan. Kemampuan keaksaraan dan numerasi tersebut bukan lagi sekadar kemampuan, melainkan kemampuan yang berkembang sesuai perkembangan cita, rasa, dan karsa masyarakat, komunitas, atau sekolah tersebut. Oleh karena itu, budaya keaksaraan dan numerasi adalah sesuatu yang lebih luas dan lebih penting daripada sekadar keterampilan teknis membaca dan menulis. Ia akan mencakupi kemampuan, minat, kegemaran, kebiasaan, dan kebutuhan membaca dan menulis yang memola dan mengakar dalam kehidupan sehari-hari.

Fun Game bersama Anak Desa Tegalgondo (Dokpri)

Harapan kelompok kami setelah dilaksanakannya Program Kerja ini agar anak-anak di lingkungan desa tegalgondo mempunyai kesadaran terhadap pentingnya literasi dan dapat meningkatkan pola pikir anak-anak di lingkungan desa serta dapat memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan tersebut




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline