Lihat ke Halaman Asli

Afniar Risma Nurhidayah

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendidikan Akhlak Muslim

Diperbarui: 8 Oktober 2023   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Rumman Amin on Unsplash 

Pendidikan akhlak dalam Islam telah menjadi bagian penting dari tradisi umat muslim selama berabad-abad. Konsep ini mendasari nilai-nilai dan etika yang mengatur kehidupan sehari-hari individu muslim. Nabi Muhammad SAW sering memberikan nasihat tentang etika dan perilaku yang baik kepada para sahabatnya. Salah satu contoh adalah hadis yang menyatakan, "Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia" (HR. Ahmad). Pendidikan akhlak muslim tidak hanya mempelajari benar dan salahnya suatu hal. Namun, juga berusaha menanamkan kebajikan, mengembangkan karakter, dan membina landasan yang kuat dan selaras dengan identitas muslim. Pendidikan akhlak muslim merupakan bagian dari pendidikan Islam yang bertujuan untuk menciptakan manusia yang beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dalam ajaran Agama Islam. 

Pendidikan akhlak memiliki peran penting dalam membentuk kualitas manusia, membangun lingkungan sosial yang harmonis, dan memajukan masyarakat. Dalam pandangan Islam, pendidikan akhlak adalah aspek yang tak terpisahkan dari pendidikan secara keseluruhan, bersama dengan pendidikan agama, akademik, dan fisik. Namun, pendidikan akhlak muslim bukanlah tugas yang hanya dibebankan kepada lembaga-lembaga pendidikan atau institusi agama semata. Ini adalah usaha bersama yang memerlukan kerja sama erat antara keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara luas. Keluarga berperan sebagai lingkungan pertama di mana etika dan moralitas diajarkan. Lembaga pendidikan seperti sekolah dan madrasah dapat memperkuat ajaran-ajaran ini, sedangkan masyarakat secara keseluruhan dapat memberikan dukungan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan nilai-nilai akhlak yang baik. Dengan kerja sama yang erat antara semua pihak, pendidikan akhlak muslim dapat mencapai tujuannya untuk membentuk individu yang bermoral, lingkungan sosial yang harmonis, dan masyarakat. 

Al-Quran memberikan landasan ajaran dan pedoman yang mendasar tentang pendidikan, termasuk pendidikan akhlak, yang sangat penting dalam membentuk karakter individu muslim. Pada Al-Quran pendidikan dikenal juga dengan sebutan tarbiah yang berasal dari kata rabwah berarti bukit yang menjulang tinggi. Merujuk dari istilah tarbiah mendidik adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjulang tinggi seperti bukit atau bertumbuh kembang. Ada enam potensi yang dikembangkan, yaitu fisik, intelek, emosi, spiritual, personality, dan sosial. Sementara, pendidikan secara umum mengacu pada proses transfer pengetahuan, nilai-nilai spiritual, dan keterampilan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mendidik dan mengajar adalah dua hal yang berbeda, mengajar adalah bagian dari mendidik. Mengajar adalah transformasi ilmu pengetahuan tapi mendidik adalah transformasi secara intelek, spiritual, dan lainnya secara lengkap. 

Pendidikan umum juga melibatkan proses pembelajaran nilai-nilai universal seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan toleransi. Ini menciptakan fondasi yang kuat untuk mengintegrasikan nilai-nilai akhlak Islam ke dalam kehidupan sehari-hari, memungkinkan individu muslim untuk menjadi pribadi yang bermoral, berintegritas, dan peduli terhadap orang lain. Sementara, akhlak mengacu pada perilaku moral, karakter, dan tingkah laku yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Ajaran ini bersumber dari Al-Quran dan Hadis, yang menjadi prinsip panduan untuk menjalani kehidupan dengan bermartabat. 

Mempraktikkan akhlak bukan hanya tentang melaksanakan ritual, tetapi juga penting bagi seorang muslim untuk menyadari tujuan yang lebih dalam dari tindakan mereka dan bagaimana tindakan mereka mempengaruhi kebiasaan atau adat. Proses pendidikan akhlak dimulai sejak lahir. Akhlak tertanam pada jiwa melalui pendengaran, penglihatan, memori, menirukan, dan diakhiri dengan mengulang-ulang kebiasaan tersebut. Melalui pendengaran dan penglihatan seseorang akan menyimpannya dalam memori. Ketika sudah terisi dengan memori maka akan menirukan gerak, tindakan, suara yang akan dilakukan secara berulang-ulang.

Pada saat ini kita sering kali dihadapi dengan krisis akhlak, misalnya saja ada seseorang yang sangat cerdas tetapi etika nya di masyarakat buruk atau  juga ada seseorang yang etika nya sangat baik di masyarakat tetapi kurang bagus di lingkungan keluarga, seperti membangkang pada orang tuanya. Krisis ini juga mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan tindakan kekerasan hingga penurunan moralitas dalam kehidupan sehari-hari. Krisis ini dapat terjadi karena pergeseran dari pendidikan menjadi bentuk pengajaran yang sekedar memberitahu saja. Pergeseran dari pendidikan yang seharusnya mencakup pemahaman, menghayati, internalisasi secara mengakar, berubah menjadi bentuk pengajaran yang sekadar memberitahu saja dapat menjadi salah satu penyebab krisis akhlak dalam masyarakat. Pendidikan seharusnya membantu individu untuk menanamkan nilai-nilai akhlak, bukan sekedar mengetahui saja. Ketika pendidikan hanya berfokus pada memberitahu pengetahuan  tanpa pemahaman mendalam yang mengakar, individu mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan moral yang tepat dalam situasi yang kompleks.

Dalam upaya pendidikan akhlak muslim, pendidik sering dihadapkan pada tantangan, seperti pengaruh sosial, konflik nilai-nilai, dan keterbatasan sumber daya, arus globalisasi yang meresahkan. Namun, terdapat beberapa solusi preventif untuk mengatasi hambatan-hambatan ini. Kerja sama antara orang tua, pendidik, dan masyarakat secara luas adalah kunci dalam membina lingkungan akhlak yang baik dan konsisten. Dengan menjalin komunikasi yang jelas, mendorong dialog terbuka, dan menyelaraskan upaya, para pendidik ini dapat bersama-sama menanggapi tantangan-tantangan ini dan memperkuat dampak dari pendidikan akhlak muslim. Pendidikan agama dapat menguatkan karakter bangsa melalui pendidikan nalar, sikap, dan pendidikan karakter dalam menghadapi tantangan baik dari globalisasi maupun konflik dan pengaruh sosial dari dalam negeri.

Untuk menanamkan nilai-nilai moral secara efektif, dapat mengadopsi berbagai strategi dan metode. Sosok-sosok teladan, terutama Nabi Muhammad SAW, memberikan contoh nyata yang dapat diteladani. Cerita-cerita, sebagai alat pengajaran yang kuat, menggambarkan pelajaran moral dalam narasi yang menarik, metode ini dapat diterapkan pada lingkungan keluarga. Kemudian dalam lingkungan sekolah dapat menerapkan pembelajaran berbasis pengalaman meningkatkan pemahaman dan peminternalan nilai-nilai moral melalui kurikulum pendidikan akhlak, integrasi pendidikan akhlak dengan bidang studi lain, kurikulum tersirat dengan menerapkan budaya akhlak yang baik dengan kurikulum tersirat, dan meningkatkan kualitas guru.  Kemudian di masyarakat melalui forum pengajian, majelis taklim, dan remaja masjid yang dilaksanakan secara rutin. Orang tua, pendidik, dan komunitas di masyarakat dapat secara aktif mempromosikan pendidikan moral dengan mengintegrasikan strategi ini dalam pengajaran dan interaksi mereka. Selain itu, pendidikan akhlak  harus kembali kepada esensi pendidikan yang membantu individu memahami, menginternalisasi, dan menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan mereka. Ini memerlukan metode secara komprehensif yang mencakup pembentukan karakter, pemahaman nilai-nilai, dan pengalaman praktis dalam konteks nyata.

Pendidikan akhlak dalam Islam memiliki peran sentral dalam membentuk individu muslim yang berakhlak mulia dan beretika. Hal ini mendasari nilai-nilai dan etika yang mengatur kehidupan sehari-hari, sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang mengutamakan akhlak yang baik sebagai salah satu tujuan utama. Pendidikan akhlak memiliki dampak penting dalam membangun kualitas manusia, menciptakan lingkungan sosial yang harmonis, dan memajukan masyarakat. Pendidikan akhlak juga merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara luas. Dengan kolaborasi dari semua pihak, pendidikan akhlak muslim dapat mencapai tujuannya untuk membentuk individu bermoral, membangun lingkungan sosial yang harmonis, dan mengembangkan masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai akhlak Islam. Semua ini harus dijalankan dengan pemahaman mendalam, internalisasi nilai-nilai, dan praktik konsisten untuk mencapai tujuan mulia pendidikan akhlak dalam Islam.

Penulis: Afniar Risma Nurhidayah dan Asep Usman Ismail 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline