Lihat ke Halaman Asli

Afni Rifani

Mahasiswa

Perkembangan Kognitif pada Anak Berkebutuhan Khusus

Diperbarui: 13 Desember 2023   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://1.bp.blogspot.com/

Anak berkebutuhan khusus memiliki proses berpikir yang berbeda dengan anak normal lainnya, secara halusnya mereka adalah anak-anak yang istimewa. Hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan kognitif yang dialami oleh anak yang berkebutuhan khusus tersebut. Pada halaman ini kita akan membahas mengenai perkembangan kognitif yang dialami oleh seorang anak tunagrahita.

Tunagrahita merupakan sebutan untuk orang dengan kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan orang pada umumnya. Kondisi ini biasanya terjadi pada masa kanak-kanak, tetapi bisa juga muncul ketika dewasa.

Perkembangan kognitif adalah kemampuan anak dalam berpikir, perhatian, mengingat dan memproses informasi, belajar mengevaluasi, menganalisis, hingga membandingkan dan memahami hubungan sebab akibat. Perkembangan pada anak tunagrahita terlihat lebih lambat daripada anak biasanya, hal ini mungkin diakibatkan karena kurangnya pembelajaran motorik saat usia dini sehingga menyebabkan anak tersebut lemah dalam mengingat dan mengenali suatu hal. 

Membentuk perkembangan anak usia dini diawali oleh permainan mengingat nama dan jenis warna. Selain itu mereka juga cepat tanggap dalam mengaplikasikan warna tersebut pada sebuah gambar atau kertas. Namun sayangnya, pada anak tunagrahita aspek tersebut tidak dapat terjadi dikarenakan daya pikir dan daya ingat yang buruk. 

Anak-anak tunagrahita dapat disebabkan oleh faktor genetik atau terjadi sebuah permasalahan pada masa kehamilan maupun perkembangan, sehingga anak tunagrahita mengalami tumbuh kembang yang lambat dan memiliki emosi yang meledak-ledak. 

Anak tunagrahita dapat memungkinkan untuk terkena gangguan mental, keterampilan motorik, pendengaran dan penglihatan. Padahal ini orangtua diharuskan turut berperan aktif terhadap pola asuh anak misalnya melakukan permainan bersama kelompok untuk merangsang tumbuh kembang anak supaya membaik dan melakukan banyak obrolan bersama anak dengan membacakan sebuah buku untuk lebih melatih bahasa dan cara berbicara anak. Selain itu, orangtua juga hendaknya memilih sekolah yang mendapatkan dukungan dan dorongan yang sesuai dengan anak tunagrahita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline