Lihat ke Halaman Asli

Afnan Akhmad

Research

Perempuan Kertowono Bersatu: Mencegah Pernikahan Dini melalui Pelatihan Kepemimpinan

Diperbarui: 13 Desember 2024   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(P3PD Lakpesdam PCNU Lumajang)


Pada tanggal 10 Desember 2024, Tim Lokal P3PD Lakpesdam PCNU Lumajang gelar pelatihan kepemimpinan perempuan dan pencegahan pernikahan dini di Desa Kertowono, Kecamatan Gucialit. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan dalam aspek kepemimpinan serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya pernikahan dini yang masih menjadi tantangan serius di wilayah tersebut.


Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, pemuda, dan perwakilan pemerintah desa. Dalam sambutannya, Ketua Tim Lokal P3PD Lakpesdam PCNU Lumajang, Moh. Farid, menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan desa. "Kepemimpinan perempuan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Kami ingin perempuan di desa ini tidak hanya menjadi pendukung, tetapi juga menjadi pemimpin yang aktif dalam proses pembangunan," ujarnya.

Salah satu fokus utama dari pelatihan ini adalah pencegahan pernikahan dini. Dalam sesi diskusi, narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dra. Dewi Susiyanti, menjelaskan bahwa pernikahan dini dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan dan sosial bagi anak-anak. "Pernikahan di usia muda tidak hanya berisiko bagi kesehatan fisik, tetapi juga dapat mengganggu pendidikan dan masa depan anak-anak," ungkapnya. Peserta diajak untuk memahami bahwa pendidikan adalah hak setiap anak dan harus dijunjung tinggi.

Pelatihan ini juga memberikan ruang bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam mencegah pernikahan dini di komunitas mereka. Diskusi interaktif ini bertujuan untuk menciptakan jaringan dukungan antar peserta sehingga mereka dapat saling membantu dalam upaya pencegahan pernikahan dini. "Kami berharap dengan pelatihan ini, para peserta bisa menjadi agen perubahan di desa masing-masing," kata Dewi.

Selain itu, kegiatan ini juga mencakup pelatihan tentang keterampilan kepemimpinan yang efektif. Peserta dilatih untuk mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum, pengambilan keputusan, serta manajemen konflik. "Kepemimpinan bukan hanya tentang memimpin orang lain, tetapi juga tentang kemampuan untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan masyarakat," ungkap Farid.

Lahin, Kepala Desa Kertowono menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini dengan mengatakan bahwa pemberdayaan perempuan adalah langkah penting untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. "Kami sangat berterima kasih kepada Lakpesdam PCNU Lumajang atas inisiatif ini. Kegiatan seperti ini akan membantu kami menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi perempuan dan anak-anak di desa," ujarnya.

Lakpesdam PCNU Lumajang berkomitmen untuk terus melaksanakan program-program serupa guna memperkuat posisi perempuan dalam masyarakat serta menanggulangi isu-isu sosial seperti pernikahan dini. Dengan pelatihan ini, diharapkan Desa Kertowono dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya memberdayakan perempuan dan melindungi hak-hak anak.

Melalui kegiatan ini, Lakpesdam tidak hanya berfokus pada pemberian pengetahuan tetapi juga membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya melindungi generasi muda dari risiko yang dapat menghambat masa depan mereka. Dengan dukungan semua elemen masyarakat, diharapkan pernikahan dini dapat diminimalisir dan perempuan dapat berkontribusi lebih besar dalam pembangunan desa serta masyarakat secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline