Lihat ke Halaman Asli

Metode An-Nashr (Terjemah Al Quran)

Diperbarui: 21 November 2021   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar Al-Qur'an merupakan suatu keharusan bagi setiap oaring Islam. Mulai dari belajar membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah tajwid, gharib, makharijul huruf, shifatul huruf, memahami arti atau terjemah ayat Al-Qur'an, dan lebih-lebih orang Islam dapat menghafalkan ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Apabila orang Islam mau berusaha dan mencobanya memahami arti dari ayat Al-Qur'an bukanlah suatu hal yang sulit. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Orang Islam yang memiliki keinginan untuk mengerti dan memahami arti atau terjemah dari ayat Al-Qur'an disini dapat menggunakan metode an-Nashr.

Metode an-Nashr ini ditemukan oleh Muhammad Taufik, beliau berasal dari dusun Patuk Desa Sukolilo Kecamatan Wajak kabupaten Malang. Metode ini memberikan kemudahan dalam hal menerjemahkan dan memahami arti ayat Al-Qur'an (moco Al-Qur'an angen-angen sak maknane) bagi orang-orang non Arab. metode ini dapat di terapkan di lembaga pendidikan formal ataupun non formal. Metode an-Nashr disusun pada tahun 1999 dan diuji cobakan kepada tujuh anak yang beragam usia antara 5-16 tahun pada tahun 2005. Metode an-Nashr disini memiliki dua buku urgen yaitu buku panduan dan pegangan bagi guru atau tutor, dan buku panduan dan pegangan bagi peserta didik.

Sebelum kita lanjut memahami apa sih itu metode an-Nashr? Disini kita harus paham terlebih dahulu apa sih Terjemah Al-Qur'an? Yuk yuk kita belajar bersama. Terjemah Al-Qur'an adalah mengalih bahasakan Al-Qur'an ke Bahasa lain (bukan Bahasa Arab), missal bahasa Indonesia dan membukukannya agar dapat dibaca, dipahami, dan dimengerti oleh orang-orang yang tidak mengerti bahasa Arab. Sedangkan Metode an-Nashr disini memiliki pengertian yaitu metode yang menekuni cara menghafal arti mufrodat didalam Al-Qur'an. Metode ini juga mempelajari ilmu nahwu, shorof, dan asbabun nuzul.

Metode an-Nashr juga dapat diartikan yaitu sebuah cara menghafal arti mufrodat Al-Qur'an bagi orang non Arab ('ajam). Metode an-Nashr merupakan pembelajaran tentang arti suatu kata di dalam Al-Qur'an, bagi orang yang telah mampu membaca Al-Qur'an dengan baik. Tujuannya dengan belajar metode an-Nashr ini selain mereka dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar, mereka juga dapat memahami arti dari ayat Al-Qur'an tersebut.

Adapun cara guru mengajarkan metode an-Nashr ini dalam menerjemahkan ayat Al-Qur'an kepada murid bisa diawali dengan

  1. Guru membacakan ayat Al-Qur'an beserta artinya kemudian siswa menirukannya,
  2. Dalam menerjemahkan Al-Qur'an urutan materinya dimulai dari surat al-fatihah, do'a-doa di dalam shalat, surat an-Naas sampai surat an-Naba',
  3. Urutan materi yang selanjutnya yaitu, surat-surat yang terdapat di dalam juz 29 mulai dari surat al-Mulk sampai dengan surat al-Mursalat,
  4. Bagi guru dan siswa yang sudah memiliki kompetensi disini dapat mempelajari materi nahwu,
  5. Ketika siswa menghafal secara berkelompok dapat didampingi dengan guru, atau dengan siswa yang sudah dianggap mampu,
  6. Guru atau tutor disini sudah dapat memahami kalimat bahasa Arab,
  7. Masing-masing guru dan siswa disini memiliki buku panduan,
  8. Selain tingkat kompetensi membaca Al-Qur'an pada setiap siswa, batasan usia di setiap kelompok atau kelas juga menjadi urgen,
  9. setiap tatap muka Pembelajaran dapat terlaksana selama 30-60 menit.

Tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan  di atas  khusus untuk tarjamah harfiyah (tahapan-tahapan mengajar dalam menerjemahkan Al-Qur'an per kata), setelah siswa dapat menguasai tarjamah harfiyah, siswa dapat mempelajari terjemah ayat Al-Qur'an satu ayat langsung. Adapun tahapan-tahapan tahapan-tahapannya sebagai berikut:

  1. Guru ketika mengajark terjemah ayat Al-Qur'an satu ayat langsung disini berpedoman  pada buku yang mencantumkan contoh urutan angka yang sesuai dengan terjemahan satu ayat,
  2. Siswa mulai menerjemahkan ayat tanpa membaca kalimatnya,
  3. Apabila siswa salah atau keliru dalam menerjemahkan, maka guru memperbaiki terjemahan ayat tersebut,
  4. Guru dapat meminta siswa untuk memberikan nomor tepat di bawah lafadz ayat yang diterjemahkan,
  5. Guru juga bisa menuliskan ayat lalu menerjemahkannya dengan menunjukkan lafadz ayat Al-Qur'an.

Setelah kita memahami bagaimana cara atau tahapan-tahapan guru dalam mengajarakan terjemah ayat Al-Qur'an kepada murid. Selanjutnya disini memahami beberapa pola-pola yang digunakan menerjemahkan ayat Al-Qur'an dalam metode an-Nashr. Pola-pola yang digunakan dalam metode an-Nashr ini dapat dibagi menjadi tiga sesuai dengan tingkat usia siswa. Adapun pola yang kedua dan ketiga ini diperuntukkan kepada siswa yang berusia 12-15 tahun dan 15 tahun ke atas. Adapun pola-pola yang dimaksud diatas diantaranya yaitu:

POLA 4-3-2-1 (7-12 tahun)

  • Guru membaca satu mofradat beserta artinya, kemudian siswa mengikuti bacaan tersebut sampai 4X,
  • Guru membaca  mufrodat seterusnya beserta arti, kemudian siswa mengikuti dengan membacanya sampai 4X. Cara ini dilaksanakan sampai satu ayat atau bertemu dengan tanda waqaf,
  • Guru memerintahkan siswa untuk membaca setiap kata dari mufrodat beserta artinya sebanyak 3X, cara tersebut dilakukan sampai satu ayat atau bertemu dengan tanda waqaf,
  • Guru memerintahkan siswa membaca setiap kata mufrodat beserta artinya sebanyak 2X, cara tersebut dilakukan sampai satu ayat atau bertemu dengan tanda waqaf,
  • Guru memerintahkan siswa membaca setiap kata mufrodat beserta artinya sebanyak 1X, cara tersebut dilakukan sampai satu ayat atau bertemu dengan tanda waqaf.
  •  

POLA 3-3-2-1 (12-15 tahun & 15 tahun ke atas)

  • Guru membaca satu mufrodat beserta artinya, kemudian diikuti oleh siswa dengan membacanya sebanyak 3X,
  • Guru membaca mufrodat seterusnya beserta arti, kemudian diikuti oleh siswa dengan membacanya sebanyak 3X. Cara ini dilakukan sampai satu ayat atau bertemu dengan tanda waqaf,
  • Guru memerintahkan siswa membaca setiap mufrodat beserta artinya sebanyak 3X, sampai satu ayat atau bertemu tanda waqaf.
  • Guru memerintahkan siswa membaca setiap mufrodat beserta artinya sebanyak 2X, sampai satu ayat atau bertemu tanda waqaf,
  • Guru memerintahkan siswa membaca setiap mufrodat beserta artinya sebanyak 1X, sampai satu ayat atau bertemu dengan tanda waqaf.

Untuk menjadi pengajar dalam metode an-Nashr ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Adapun syarat-syarat tersebut yaitu; guru harus fasih bacaan Al-Qur'an nya baik dari segi makharijul huruf atau hukum-hukum tajwid, guru paham terkait cara membaca terputus-putus tiap mufrodat beserta artinya, guru memahami dan menguasai cara atau metode mengajar yang sesuai dengan siswa (mengikuti pelatihan mengajar metode an-Nashr atau bertanya langsung pada ahlinya), dan memiliki sifat tawaddu' atau rendah hati sehingga ketika guru menemui ayat yang sulit tidak malu untuk bertanya kepada orang alim atau mempelajari kitab tafsir Al-Qur'an.

Metode terjemah Al-Qur'an ini sangat beragam dan setiap masing-masing metode pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari metode an-Nashr ini yaitu: menerjemahkan arti tiap mufrodat dan ayat, menerjemahkan dengan waktu yang relatif  cepat, menerjemahkan bacaan Al-Qur'an dari orang yang sedang membaca baik secara langsung maupun melalui audio, dan membedakan arti mufrodat yang sama pada tempat yang berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline