Lihat ke Halaman Asli

Asyiknya Membaca Melalui LiteracyCloud dan Membuat Portofolio Digital

Diperbarui: 31 Juli 2023   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelas 6, SD Negeri Inpres Vatwahan (Dokpri)

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara tidak terlepas dari 2 kodrat, yakni kodrat alam dan kodrat zaman. Sebagai generasi milenial, anak- anak zaman sekarang sangat dekat bahkan sudah sangat terbiasa dengan gawai. Sebagai guru kelas, saya mencoba untuk mefasilitasi kebutuhan anak- anak di sekolah, baik kebutuhan yang dilihat dari kodrat anak untuk bermain ,maupun kodrat zamannya. Setelah melakukan pengamatan dan wawancara dengan beberapa siswa, saya mulai merancang sebuah pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca.

Pada siswa kelas 6, mata Pelajaran Bahasa Indonesia, anak- anak mulai dikenalkan dengan fakta dan opini. Saya merancang pembelajaran dengan bantuan bahan bacaan pada literacy clou yang bisa diakses melalui gawai masing-masing siswa. Siswa secara bebas memilih bacaan yang sesuai dengan minat mereka. Ada yang membaca olahraga, hutan, ibu, dan sebagainya.

Setelah selesai membaca, saya telah menyiapkan refleksi bacaan dalam google docs. Masing- masing siswa mengakses dan memberikan umpan balik berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan. Dalam lembar umpan balik siswa menuliskan tentang gambar sampu, nama tokoh dan watak, hal- hal yang bisa ditiru serta fakta dan opini dari bacaan. Hasil ini saya gunakan sebagai protofolio digital milik anak-anak.

Siswa yang tidak memiliki gawai bisa bergantian dengan teman, sehingga secara tidak langsung anak- anak belajar untuk bisa berbagi dengan yang lain, memupuk rasa empati, peduli serta kolaborasi. Mereka merasa sangat antusias karena dalam literacycloud, semua bukunya dilengkapi dengan gambar ilustrasi yang menarik.

Namun pada Tengah-tengah proses pembelajaran, ada sekelompok siswa laki-laki yang asyik bermain. Selama kurang lebih 5 menit saya mengamati mereka. Dari situ saya bisa melihat bahwa mereka asyik dalam kelompoknya untuk bermain. Akhirnya, saya mencoba untuk mendekati mereka, dan menyodorkan kertas kosong. Saya hanya memberikan instruksi untuk tetap bermain, dan sekaligus mengidentigikasi fakta dan opini dari proses permainan yang mereka lakukan.

Tetap semangat untuk terus belajar serta memeprbaiki diri untuk menuntun sisa-siswa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline