Lihat ke Halaman Asli

Afina Kamila

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta

Tiga Pendekatan Utama dalam Perkembangan Manusia: Empirisme, Nativisme, dan Konvergensi

Diperbarui: 7 November 2024   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada 3 teori pendekatan utama yang menawarkan pandangan berbeda mengenai bagaimana faktor-faktor berperan dalam perkembangan manusia. Ketiga teori itu adalah Teori Empiris, Teori Nativisme, Teori Konvegensi.

Teori Empirisme

Teori ini dicetuskan oleh Francis Bacon (1531-1626) yang kemudian dikembangkan oleh beberapa tokoh lainnya. Pada abad ke-17, John Locke menyatakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. John Locke memberi istilah Tabula rasa yang artinya pentingnya pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Jadi menurut John Locke perkembangan anak itu 100 % karena pengaruh lingkungan dan pengalaman pendidikan tidak ada campuran dari genetik atau yang lainnya.

Teori Nativisme

Teori ini digagas oleh schopenhauer dari Jerman (1788-1860). Menurut Rousseau Pendidikan dan pembelajaran tidak ada hasilnya, bahkan usaha-usaha pendidikan yang dilakukan manusia justru dapat merusak perkembangan anak secara wajar atau natural. Istilah Nativisme dari bahasa latin yaitu nativus yang berarti karena kelahiran. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai bebagai pembawan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing pembawaan anak itu sendiri bisa ke arah yang baik maupun yang buruk. Dengan ini maka aliran ini melihat bahwa segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.

Teori Konvergensi
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Wiliam Stern (1871-1939). Konverensi berasal dari kata konvergen yang berarti menuju satu titik pertemuan. Oleh kerena itu, perkembangan individu yang berupa bakat, keturunan maupun lingkungan, keduanya memainkan peran yang sangat penting, sehingga itu perkembangan seseorang merupakan hasil perpaduan kerjasama antara faktor bakat (genetik) dan faktor lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline