Mahasiswa KKN kolaborasi posko 114 desa sidomekar kecamatan semboro Atasi Stunting dengan Inovasi Nugget dan Pudding dari Daun Kelor
DESA SIDOMEKAR -- Sebelas anak di Desa Sidomekar teridentifikasi mengalami stunting, kondisi yang mengkhawatirkan bagi masa depan generasi penerus desa ini. Menanggapi permasalahan tersebut, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif mengambil inisiatif dengan menjalankan program kerja bertajuk "Pengolahan Makanan Bergizi untuk Mengatasi Stunting pada Balita". "Kami prihatin melihat angka stunting di desa ini. Sebelas anak mungkin terdengar sedikit, tapi bagi kami setiap anak itu penting," ujar salah satu mahasiswa KKN Kolaboratif, saat diwawancarai di Balai Desa Sidomekar, Senin (9/8).
Program ini berfokus pada sosialisasi dan pelatihan pengolahan makanan bergizi dengan memanfaatkan bahan pangan lokal. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah pembuatan nugget dan pudding dari daun kelor, tanaman yang kaya akan nutrisi namun belum optimal pemanfaatannya di desa tersebut. "Daun kelor mengandung protein, vitamin A,B,C,E dan zat besi serta kalsium yang tinggi. Kami memilih mengolahnya menjadi nugget dan pudding karena bentuknya menarik dan disukai anak-anak.
Pelatihan pembuatan nugget dan puding kelor ini disambut antusias oleh warga desa, terutama ibu-ibu yang memiliki balita. Ibu Tami, salah satu ketua kader posyandu mengaku terkesan dengan inovasi ini. "Saya tidak menyangka daun kelor bisa diolah menjadi makanan yang enak dan bergizi untuk anak-anak. Ini sangat membantu para ibu dalam menyiapkan makanan sehat," ungkapnya. Selain pelatihan pengolahan makanan, tim KKN juga mengadakan penyuluhan tentang gizi seimbang dan pentingnya variasi menu untuk balita. Mereka bekerja sama dengan Puskesmas setempat untuk memantau perkembangan berat dan tinggi badan anak-anak yang mengikuti program ini.
Kepala Desa Sidomekar, H. Udi Prihwiyanto menyambut baik inisiatif mahasiswa KKN ini. "Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat kami. Kami berharap dengan adanya transfer pengetahuan dan keterampilan ini, para orang tua bisa lebih kreatif dalam menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anak mereka," tuturnya.
Tim KKN berencana untuk terus memantau perkembangan program ini, bahkan setelah masa KKN mereka berakhir. Mereka juga akan menyusun buku panduan sederhana tentang pengolahan makanan bergizi yang akan dibagikan kepada masyarakat desa seperti pamflet. "Kami berharap program ini bisa menjadi langkah awal dalam mengatasi stunting di Desa Sidomekar. Meskipun perubahan tidak bisa terjadi dalam semalam, kami yakin dengan konsistensi dan dukungan dari semua pihak, kita bisa melihat generasi Desa Sidomekar yang lebih sehat di masa depan," tutup mahasiswa mahasiswi kkn kolaborasi dengan penuh semangat.
Dengan inovasi dan semangat para mahasiswa KKN ini, harapan untuk menurunkan angka stunting di Desa Sidomekar mulai terlihat. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi kreatif untuk permasalahan kesehatan di tingkat lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H