Lihat ke Halaman Asli

Afina Dhamayanti

mahasiswi, universitas airlangga

Paradoks Ekonomi Indonesia: Antara Pemulihan dan Gejolak

Diperbarui: 8 Juni 2024   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memasuki Juni 2024, kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan tren yang paradoksal. Di satu sisi, terdapat tanda-tanda pemulihan ekonomi yang cukup menjanjikan, namun di sisi lain, muncul pula gejolak yang membayangi stabilitas ekonomi nasional. Sebagai mahasiswa yang mengamati perkembangan ekonomi negeri ini, saya merasa perlu untuk merefleksikan dan memberikan pandangan atas fenomena yang tengah terjadi.

Pemulihan Ekonomi yang Masih Rapuh

Beberapa indikator perekonomian Indonesia menunjukkan adanya tren pemulihan yang cukup positif. Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2024 mencapai 5,2%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Badan Pusat Statistik, 2024). Inflasi juga tercatat stabil di kisaran 3,1%, sedikit di bawah target Bank Indonesia (BI, 2024). Hal ini memberikan harapan akan pemulihan ekonomi yang semakin kuat.

Namun, di balik angka-angka tersebut, terdapat kekhawatiran akan rapuhnya pemulihan yang sedang terjadi. Menurut analisis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, 2024), pemulihan ekonomi saat ini masih sangat rentan terhadap berbagai gejolak, baik internal maupun eksternal. Pertumbuhan ekonomi yang belum merata di seluruh sektor serta ancaman inflasi yang dapat kembali meningkat menjadi tantangan yang harus diwaspadai.

Gejolak Ekonomi yang Mengancam Stabilitas

Di sisi lain, Indonesia juga menghadapi gejolak ekonomi yang dapat mengancam stabilitas nasional. Misalnya, masih tingginya angka pengangguran dan kemiskinan akibat dampak pandemi yang belum sepenuhnya pulih. Selain itu, ketidakpastian harga komoditas global, seperti minyak dan pangan, juga turut memengaruhi daya beli masyarakat (Kementerian Keuangan, 2024).

Gejolak tersebut berpotensi memicu ketidakstabilan sosial-politik, yang pada akhirnya dapat menghambat upaya pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Menurut Malau (2023), interaksi dinamis antara aspek ekonomi, politik, dan sosial menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan saat ini.

Peran Mahasiswa dalam Menyikapi Kondisi Ekonomi

Sebagai mahasiswa, kami memiliki tanggung jawab untuk memahami dan memberikan kontribusi dalam menyikapi kondisi ekonomi Indonesia yang paradoksal ini. Kami dapat terlibat dalam diskusi dan kajian akademis yang mendalam, mengemukakan pemikiran kritis, serta turut menyuarakan kepentingan masyarakat.

Selain itu, kami juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk membantu pemulihan ekonomi di tingkat lokal. Dengan demikian, kami dapat berperan aktif dalam upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan paradoks antara tanda-tanda pemulihan dan gejolak yang masih mengancam stabilitas. Sebagai mahasiswa, kami perlu menyikapi fenomena ini dengan bijak, kritis, dan proaktif. Dengan kontribusi nyata dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa, diharapkan Indonesia dapat melewati tantangan ekonomi ini menuju masa depan yang lebih cerah.Sumber:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline