Lihat ke Halaman Asli

Afina Az Zahra

Mahasiswa IPICOM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jangan Remehkan Secuil Kebaikan

Diperbarui: 10 Juli 2021   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa IPICOM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta- Boleh jadi, saat engkau tertidur lelap, pintu-pintu langit sedang diketuk oleh puluhan doa untukmu dari seorang fakir yang kau tolong, atau dari seorang yang lapar yang kau beri makan, atau dari seorang yang sedih yang kau bahagiakan, atau dari seorang yang berpapasan denganmu yang engkau beri senyuman, atau dari seorang yang dihimpit kesulitan yang telah kau lapangkan. Maka jangan pernah sekali-sekali kau meremehkan kebaikan.

Kita semua pasti pernah mendengar ungkapan "Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit". Kebaikan dapat bermula dengan hal-hal kecil yang sering kita anggap sepele. Kebaikan kecil yang terus menerus dilakukan, lama kelamaan akan bernilai dan menjadi besar.Dalam Al-Qur'an disebutkan, "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Al-Zalzalah:7-8).

 Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kebaikan sekecil apapun akan dinilai kebaikan dan kejahatan sekecil apapun njuga akan dinilai sebuah kejahatan. Mungkin sebagian dari kita menyangka bahwa kebaikan kecil tidak memiliki nilai. Bukankah kebernilaian sesungguhnya tidak selalu pada ukuran kuantitas?. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa di hari kiamat nanti, hal-hal yang sepele maupun yang besar tidak akan dilewatkan begitu saja, melainkan dihitung dan mereka akan menemukan apa yang telah mereka lakukan.

Melakukan hal baik termasuk dalam salah satu perbuatan yang dikategorikan sebagai menghindari perbuatan tidak bermanfaat, perbuatan keji, dan perbuatan yang merugikan, baik dilakukan kepada diri sendiri maupun orang lain. "Diantara tanda baiknya keislaman seseorang ialah kemampuannya meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya", sabda Nabi Muhammad SAW. Terbukti bahwa dengan berbuat baik, kita sudah menjadi salah satu ummat Nabi Muhammad SAW yang menjalankan perintah agama islam sesuai anjurannya.Perbuatan baik yang sering kali kita sepelekan salah satunya  ialah tersenyum. 

Dalam hadist disampaikan juga bahwa "Tabassumuka fi wajhi akhii ka shodaqoh" yang memiliki makna Senyummu dihadapan saudaramu merupakan sedekah. Terlihat sepele bukan? Namun itulah keistimewaan agama islam. Bahwa dengan tersenyum, kita sudah dianggap melakukan sedekah, tanpa modal dan tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, kita sudah bisa melakukan kebaikan dan juga menebarkan kebahagiaan.  Contoh lain ialah,memberikan uang receh kepada pengemis. Allah SWT tidak melihat berapa nominal uang yang kamu berikan, namun Allah SWT melihat bahwa kau sudah memberi kehidupan kepada seorang fakir. Yang mungkin sedari pagi ia belum makan, mungkin ada anak-anak yang harus diberi biaya untuk membeli buku, atau mungkin uang yang kamu beri merupakan sumber kebahagiaan dan harapan yang tiada tara baginya untuk hari itu.

Semoga kita selalu bisa berbuat baik sepanjang kehidupan kita dan selalu membawa kebermanfaatan baik bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Karena sebaik-baiknya makhluk ialah yang dapat bermanfaat bagi makhluk yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline