Lihat ke Halaman Asli

Peran Santri Patut Diperhitungkan

Diperbarui: 2 Januari 2017   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi santri memang pertama biasanya sebuah paksaan dari orang tua, mungkin hanya sedikit orang yang mau menjadi santri. Di balik semua itu terdapat kekuatan spiritual santri yang menjadi sebuah prinsip ketika menghadapi lika-liku hidup. Awal mula ketika saya menjadi seorang santri benar adanya sebuah paksaan karena pendidikan berbasis negeri lebih menonjol ketimbang pendidikan di pesantren. Karena pendidikan umum lebih fokus dan lebih mendapat peluang lebih untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Sebuah sistem yang di jalankan di pesantren adalah sistem yang memberikan perpaduan antara ilmu agama dengan ilmu umum di tambah kajian-kajian tafsir serta hafalan Al-Quran dalam kata lain integrasi interkoneksi. Sistem pesantren sudah di jalankan sejak lama dan tetap pada sistem yang sama yang membedakan pesantren salaf dan modern. Di dalam tulisan ini saya berfokus paa pendidikan pesantren yang moderen, karena pendidikan modern menambahkan pengetahuan di era globalisasi ini.

Pembekalan yang diberikan untuk santri dalaam menghadapi persaingan di dunia yang lebih luas adalah pembiasaan akhlakul karimah, pendalaman al-qur’an dan tafsir, penguasaan kitab kuning,  kemampuan berbahasa asing ini yang di terapkan di Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Penanaman akhlakul karimah yang menjadi tujuan utama tiap-tiap pesantren karena akhlak adalah sebuah ceriminan baik buruknya tingkah laku seseorang. Kegiaatan-kegiatan yang di lakukan di pondok pesantren sangatlah memberikan sebuah kemampuan yang lebih karena full aktifitas dari pukul 03.00-22.00, aktifitas yang diberikaan tetap pada koridor yang telah ditentukan.

Seluruh aktifitas telah sersistem rapi, ini mengakibatkan fokus pesantren untuk menjadikan santrinya berkualitas. Lebih kita fokuskan lagi kedalam sebuah pendidikan formal seperti Madrasah Aliyah di pesantren Wahdi Hasyim Yogyakarta, dalam menghadapi UN santri yang sedang menempuh pendidikan kelas 12 merasa tenang ketika di hadapkan dengan UN, karena sistem yang tersusun rapi, jadwal yang sudah bisa memberikan waktu untuk belajar, dan yang paling penting adalah kekuatan spiritual yang di berikan untuk kekuatan mental santri.

           




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline