Lihat ke Halaman Asli

Afiko Ilham Akbar Maulana

Universitas Negeri Malang

Inovasi Pembelajaran di Era Digital: Pengembangan Augmented Reality Materi Mikrokontroller Mata Pelajaran Informatika XI Di SMAN 9 Malang

Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi by : PPG Prajabatan Gel.1 Tahun 2024

Malang, 19 September 2024 - Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Malang (UM) Gelombang 1 Tahun 2024 dibawah bimbingan Dr. Heru Wahyu Herwanto, S.T., M. Kom., telah melaksanakan uji coba Augmented Reality Materi Mikrokontroller Mata Pelajaran Informatika di SMAN 9 Malang. Kegiatan ini dilaksanakan selama PPL (Program Pengalaman Lapangan) PPG pada tanggal 19 September 2024. Uji coba ini adalah penelitian Inovasi Mahasiswa PPG Tahun Anggaran 2024 yang didanai oleh Sumber Dana Non APBN 2024 Universitas Negeri Malang.

Aplikasi Augmented Reality merupakan teknologi yang menggabungkan dunia nyata dengan hal-hal digital, seperti gambar atau video, yang bisa dilihat secara langsung lewat perangkat seperti ponsel atau tablet. Dengan AR, hal-hal digital ini tampak seolah-olah berada di dunia nyata. Selain itu, Augmented Reality (AR) tidak hanya menampilkan elemen visual, tetapi juga bisa menyertakan audio, teks, atau animasi untuk memperkaya pengalaman pengguna. Teknologi ini memungkinkan interaksi antara pengguna dengan elemen digital, sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan objek virtual seolah-olah mereka benar-benar ada di dunia nyata. AR banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti membantu navigasi, memvisualisasikan produk dalam belanja online, atau bahkan dalam pendidikan untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik.

Desain aplikasi Augmented Reality materi mikrokontroller sederhana dan user-friendly.  Siswa dapat menge-klik tombol-tombel menu pada aplikasi tersebut. Siswa dapat menge-klik halaman scan yang menampilkan berbagai komponen-komponen 3D secara 3D. Halaman scan dapat digunakan dengan mengarahkan kamera AR yang aktif ke arah barcode yang telah diinisiasikan sebagai penanda (marker). Untuk menampilkan komponen 3D, maka pengguna harus menscan barcode yang telah diinisiasikan untuk setiap komponen. Dalam penelitian ini marker atau penanda yang digunakan adalah QR kode yang akan dicetak menajadi kartu-kartu menarik, contoh desain kartu marker nampak dari depan dan belakang. 

Uji coba media pembelajaran augmented reality berbasis mikrokontroller dapat memberikan kemudahan siswa informatika kelas XII dalam memahami komponen-komponen dalam materi mikrokontroller. Dimana siswa dan guru dapat menggunakan aplikasi ini sebagai media pembelajaran pengenalan mikrokontroller dalam bentuk gambar real time 3D yang menarik. Salah satu siswa, Sudrajat Arif Wicaksono mengatakan "Aplikasi AR ini mudah dipahami dan bisa dipelajari secara mandiri, pak. Ada keterangan materinya juga di dalam aplikasinya."

Dokumentasi by : PPG Prajabatan Gel. 1 Tahun 2024

Pengujian aplikasi Augmented Reality (AR) untuk pembelajaran mikrokontroler berlangsung dengan sangat menarik dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Saat aplikasi ini digunakan, siswa bisa mengarahkan perangkat mereka ke buku atau modul pembelajaran yang sudah dilengkapi dengan tanda khusus. Ketika tanda itu terdeteksi, muncul visualisasi 3D dari bagian-bagian mikrokontroler, seperti mikroprosesor, pin input/output, dan rangkaian dasarnya di layar. Siswa terlihat antusias saat melihat komponen-komponen tersebut "hidup" di depan mata mereka, bisa diputar, dan dilihat dari berbagai sudut. Aplikasi ini juga memungkinkan mereka mengklik bagian tertentu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang fungsi dan cara kerja komponen tersebut. Selama uji coba, aplikasi bekerja dengan baik dan responsif, meskipun beberapa siswa memberikan masukan terkait kestabilan gambar yang muncul serta pengoptimalan tampilan saat AR digunakan di ruangan dengan pencahayaan yang kurang bagus. Secara keseluruhan, pengujian ini menunjukkan bahwa teknologi AR memiliki potensi besar dalam pembelajaran mikrokontroler, terutama dalam membantu siswa memahami komponen yang sulit dibayangkan hanya dengan teks atau gambar dua dimensi.

Dokumentasi by : PPG Prajabatan Gel. 1 Tahun 2024

Kegiatan ini juga membuka peluang besar untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Dengan adanya teknologi AR, siswa tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga dapat melihat dan memahami konsep-konsep abstrak secara lebih nyata. Selain itu, teknologi ini memungkinkan pengajaran yang lebih fleksibel, karena materi bisa disajikan dalam bentuk visual yang mudah diakses kapan saja. Peluang ini dapat dimanfaatkan untuk memperkaya proses pembelajaran di bidang teknik, terutama dalam materi yang memerlukan pemahaman visual yang lebih mendalam, seperti mikrokontroler.

Uji coba aplikasi Augmented Reality di SMAN 9 Malang telah membuktikan bahwa penggunaan teknologi dalam pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan. Dengan teknologi AR, materi yang sebelumnya sulit dipahami hanya melalui teks atau gambar, kini dapat divisualisasikan secara interaktif, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep-konsep kompleks. Pengalaman belajar yang lebih mendalam ini tidak hanya membuat siswa lebih antusias, tetapi juga membuka potensi baru dalam pengembangan metode pengajaran yang lebih inovatif dan efisien di masa depan.

Dokumentasi by : PPG Prajabatan Gel.1 Tahun 2024

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline