Lihat ke Halaman Asli

Di mana Kamu?

Diperbarui: 1 Oktober 2015   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bertemu dengan beberapa orang yang memaksakan cintanya untuk seseorang yang menurut mereka, adalah jodohnya. Sayangnya lagi, orang yang mereka sukai itu sudah menetapkan hati pada orang lain (malah keduanya akan segera menikah). Namun, walaupun orang-orang itu tahu kenyataannya, mereka tetap menuntut agar semuanya berjalan sesuai keinginannya. Nyatanya, keinginan tidak bisa berjalan sesempurna itu.

Ada hati manusia yang tidak bisa dipaksakan. Hati yang bisa menyadari dimana ia menemukan perasaan damai dan nyaman. Hati yang penuh harap agar ia berada di seseorang yang tepat. Ya. Rasa damai dan nyaman itu mahal. Dan tidak bisa diterapkan pada semua orang. Hanya yang beruntung.

Lalu, apa kita harus membiarkan orang-orang itu patah hati?

Patah hati sepertinya bukan sesuatu yang mengenyangkan atau melaparkan. Patah hati justru membuat orang melupakan makanan, mengacuhkan tidur, mengacaukan agenda kerja, dan semacamnya. Yang ada di pikirannya hanya pertanyaan, 'kenapa begini?' atau 'kenapa begitu?' lalu terpikirlah lagi wajah sang pujaan yang sudah meninggalkannya. Mungkin ia akan mengambil tissue dan menangis. Membuang tissue lagi dan menangis lagi.

Ah.

Orang – orang itu, kalau mereka tahu teorinya, mereka tidak akan patah hati.

Allah itu menciptakan manusia berpasang-pasangan. Ingat. Berpasang-pasangan, ada laki-laki dan perempuan; jodoh. Jodoh masing-masing manusia tidak akan pernah tertukar. Tidak akan pernah. Jika seorang laki-laki sudah berikhtiar memperjuangkan seorang gadis, tetapi gadis itu malah memilih menikah dengan orang lain, berarti gadis itu memang bukan jodoh laki-laki tadi. Dan sebagai manusia yang baik, lapangkan dada; ikhlas. Kelak suatu hari nanti, ada gadis yang lebih tepat untuknya.

Pasti ada jodohnya?

Allah Maha Tahu.

Saya hanya berpikir: sebiasa-biasanya orang, pasti ada orang yang menganggapnya menarik, unik, keren, dan sebagainya. Yang penting....

Yang penting, Tetap perbaiki diri. Instropeksi diri. Tetap berbuat baik. Habluminallah. Habluminannas. Tetap berdoa. Hanya soal waktu, kapan kalian dipertemukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline