Lihat ke Halaman Asli

Hebat! Mahasiswa Semarang, Ubah Limbah Jadi Sabun Antibakteri Modern

Diperbarui: 31 Juli 2018   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selama ini kulit buah Naga Merah, Jeruk Purut dan Semangka dipandang sebagai limbah organik yang tidak bermanfaat untuk apapun. Ditangan mahasiswa Stifar yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018 bidang Kewirausahaan dari Kemenristedikti melalui penelitian selama 3 bulan ternyata kulit buah ini positif mengandung Flavonoid, Saponin dan Klrofil yang berdasarkan jurnal dan referensi efektif sebagai penghambat bakteri Stapylococcus aureus pada kulit manusia.

Oleh karena itu, mahasiswa kreatif antara lain Khoirul Abdissabbach (2016), Akhmad Ngafif (2016), dan Qonitatus Sholekhah (2015) dari jurusan S1 Farmasi Stifar Semarang mengubah ekstrak etanol kulit buah Naga Merah, Jeruk Purut dan Semangka sebagai bahan alami antibakteri pada sediaan sabun mandi transparan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat umum. Terobosan tersebut tentunya dapat mengubah opini masyarakat tentang limbah kulit buah yang awalnya tidak berguna menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi.

Produk sabun transparan yang diberi nama "SAFITA SOAP" gabungan dari nama ketiga mahasiswa tersebut yaitu Sabbach, Afif dan Qonita sudah teruji di laboratorium mikrobiologi stifar dapat menghambat aktivitas bakteri Stapylococcus aureus. Selain itu mereka juga telah melakukan uji PH sesuai kulit, Uji tingkat penerimaan ke masyarakat melalui angket dan hasilnya dapat diterima dengan baik.

Khoirul Abdissabbach ketua tim tersebut mengatakan karena penelitian tersebut masuk bidang kewirausahaan, Sehingga pada saat ini produk sabun transparan safita soap sudah dalam tahap produksi untuk dijual ke masyarakat. 

Konsumen dapat menemukan produk safita soap di beberapa apotek sekitar kampus stifar dan  dijual secara online melalui beberapa media sosial antara lain instagram, facebook, twitter, blogspot dan gmail. Untuk menunjang hal tersebut lokasi produk safita soap juga sudah terdaftar di google maps sehingga konsumen dapat lebih mudah menemukan apabila ingin membelinya.

Laba yang mereka dapat dengan penjualan sabun transparan safita soap ini mencapai Rp 1.434.000 per bulan. Mereka berharap program ini dapat menginspirasi bagi mahasiswa lain untuk dapat menyalurkan kreatifitasnya menjadi sebuah usaha yang menghasilkan profit yang tinggi. Langkah kedepanya mereka ingin melakukan kerjasama dengan industri farmasi dan dapat mendirikan CV atau PT sendiri ungkapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline