Lihat ke Halaman Asli

Sosmed, Antara Trend dan Kebutuhan

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial media, siapa yang tak pernah mendengar kata ini. Dari anak batita yang baru bisa ngomong ‘ma-ma’ hingga kakek-kakek yang menikmati masa tua dengan kalimat ‘kalau dizaman kami dulu...” . iya. Semua kalangan dari muda hingga tua, dari yang hanya mendengar hingga yang menjadi aktor didalamnya. Dari yang hanya sebatas sarana komunikasi untuk mendapat informasi, hingga menjadi obat bagi pecandu sosmed-itu sendiri.

Sosial media itu banyak sekali macamnya. Ditahun 2010, ketika generasi anak-anak yang lahir tahun 95-96an duduk dibangku SMP, ada facebook yang mengguncang dunia. Sekolah mendadak heboh dengan kehadiran sosial media bernama facebook. Anak-anak baru gede yang semula tak mengerti bagaimana mengoperasikan komputer, jadi nekat pergi ke warnet hanya untuk bikin akun facebook, atau sekedar ganti foto profil. Gak tanggung-tanggung, 1 hari bisa sampai berkali-kali ganti foto profil. Karena waktu itu  nggak gaul kalo ga punya facebook! Dan gak keren kalo gak upload status. Status nya pun beragam, ada yang dari curhatan, cari perhatianlah, sampai yang enggak penting sama sekali.

Beranjak di awal tahun 2012, facebook di saingi oleh burung berkicau alias twitter . Di zaman ini, orang-orang menganggap bahwa punya twitter berarti anak pintar. Soalnya pake bahasa inggris! Jadilah orang-orang dalam hal ini anak-anak ABG hijrah ke Twitter, meskipun update status di facebook masih menjadi rutinitas yang tidak bisa di tinggalkan.

Persaingan di dunia media sosial  terus berlanjut. Dengan beermunculannya akun-akun sosial media lain yang makin beragam. Mulai dari IG atau instagram yang di gunakan untuk pamer foto, ask fm yang di gunakan buat ngeppo-in orang maksudnya buat nanya-nanya apa saja dari yang penting sampai yang nggak penting sama sekali, kepada si empunya akun itu sendiri tentunya, kemudian bbm, WA, Line, we chat, dan masih banyak lagi. Kebanyakan orang menggunakan bukan untuk kepentingan semata, melainkan lebih untuk mengejar eksistensinya di dunia maya. Biar nggak kalah dengan yang lainnya. Perihal ‘bisa menjadikan seseorang gaul atau tidak adalah  poin penting yang tidak boleh dilupakan bagi kemajuan sosial media itu sendiri. Nah, disinilah inti permasalahannya! Ingat, kita tidak bisa hanya mengedepankan trend dan untuk eksistensi semata. Tapi kita juga harus bijak dalam menggunakan media sosial. Ikutilah percakapan yang memang di perlukan. Seperti dalam twitter, follow lah akun yang memang benar-benar anda perlukan dan anda butuhkan informasinya. Kenali siapa yang ada di lingkungan media sosial anda. Hal ini untuk menghindari kejahatan lewat dunia maya. Seperti penipuan contohnya. Jika anda ingin memposting suatu berita atau status gunakanlah kalimat yang baik dan sopan, karena tentunya postingan anda akan di lihat oleh ribuan orang yang membaca postingan anda di dunia maya, karena kepribadian seseorang itu dapat di lihat dari bagaimana dia berbicara dan bertutur kata, meskpun hanya lewat media sosial. Hindari juga membuat status yang dapat membahayakan diri sendiri. Contoh “aku lagi pergi nih, sendirian” atau “kehujanan di jalan, terpaksa deh berteduh di halte, sayangnya gak ada orang”, karena ini juga akan memancing orang bertindak jahat. Hindari memposting sesuatu yang bersifat privasi. Media sosial jika di gunakan secara bijak, akan menjadi sarana yang baik untuk saling bertukar ilmu yang bermanfaat.  Maka dari itu, jangan hanya  ngedepanin trend ya, gunakanlah secara bijak, supaya media sosial nggak hanya buat trend saja,  tapi juga memberi manfaat. Sekian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline