Lihat ke Halaman Asli

Afifatur Rouf

Mahasiswa

Tren Bersepeda di Masa Pandemi

Diperbarui: 11 April 2021   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, semua orang memiliki rasa takut akan tertular virus COVID-19 yang belum ada obatnya. Hal tersebut akhirnya memaksa semua orang untuk mengurung diri di rumah dengan harapan terjaga dan tak tertular virus corona. menyebabkan perubahan di setiap aktivitas yang biasanya sering dilakukan oleh semua orang sehari-harinya. Salah satu perubahan yang paling mencolok ialah masyarakat lebih memperhatikan kesehatan. 

Kesehatan dan kebugaran tubuh dianggap dapat mencegah dari berbagai macam penyakit. Dengan rajin berolahraga imun dan kekebalan daya tahan tubuh akan meningkat. Banyak sekali jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh kita, tetapi salah satu jenis olahraga yang saat ini digemari oleh masyarakat atau menjadi tren yang popular di masa pandemi adalah bersepeda. 

Bersepeda menjadi salah satu tren popular akan tetapi di satu sisi memiliki kehawatiran bisa terpapar virus dan kegiatan ini harus dilakukan di luar rumah. Selain itu pembatasan kendaran umum maupun pribadi juga menjadi alasan terjadinya tren bersepeda ini.

Fenomena tren bersepeda ini awal mulanya muncul ketika mulai diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bukan hanya di Indonesia saja, sepeda juga di gemari oleh orang-orang di seluruh dunia. Bahkan saat ini, sepeda menjadi salah satu gaya hidup sehat yang begitu popular di tengah pandemi. 

Beberapa orang lebih memilih bersepeda daripada harus mengunjungi mal atau pusat keramaian, karena kegiatan ini dilakukan dengan tujuan megurangi rasa jenuh di rumah. 

Banyak orang beranggapan dengan bersepeda bisa sebagai upaya menjaga kesehatan serta meningkatkan daya tahan tubuh dan imunitas meskipun sedang dalam masa pandemi COVID-19. 

Akan tetapi, semakin meningkatnya tren ini membuat masyarakat lupa untuk tetap menjaga jarak dan mematuhi protokol keesehatan pemerintah saat melakukan aktivitas bersepeda, masih banyak ditemukan pesepeda yang lalai dan tidak mematuhi protokol yang dianjurakan pemerintah sebagai upaya pencegahan dan pemutus mata rantai COVID-19. Kebanyakan dari mereka bersepeda untuk berkumpul dan berolahraga Bersama dengan komunitas, teman, maupun keluarga .

Jika para pesepeda tidak mematuhi anjuran kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, bukan kesehatan dan kebugaran yang mereka dapatkan melainkan malah bisa terinfeksi virus. Kebanyakan dari mereka bersepeda hanya untuk berkumpul dan berolahraga bersama komunitas,teman, dan keluarga hal tersebut boleh saja dilakukan aslakan para pesepeda tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

Karena dengan ketidaktahuan itu mereka bisa saja malah membawa virus ke rumah dan menularkan ke keluarga, teman, maupun orang terdekatnya. Oleh karena itu, penting dilakukannya pengawasan yang ketat dan pemberlakuan sanksi yang berat agar para pesepeda tetap mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Sedangkan pemberian sanksi yang berat dalam hal ini bertujuan agar para pesepeda ini memiliki rasa jerah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Hal tersebut dilakukan agar para pesepeda yang belum maupun yang telah mengetauhinya dapat tetap ingat dan menjalankan aturan tersebut dengan sebaik mungkin. 

Menurut saya kegiatan bersepeda memmang dapat dilakukan sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan dan kebugaran serta meninggkatkan daya tahan tubuh dan imunitas sehingga dapat terhindar dari berbagai macam penyakit. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline