Lihat ke Halaman Asli

Zodiak Prediksi atau Ramalan?

Diperbarui: 7 November 2018   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Ig @lukmanhanani

Di era tekhnologi modern ini zodiak sudah menjadi patokan setiap orang untuk mengetahui kepribadian, peruntungan dan juga hal-hal yang akan membuat sial pada dirinya sendiri dan orang lain.

Karena semakin digandrungi setiap individu, maka tidak salah lagi banyak akun media online maupun cetak yang mempersembahkan peruntungan dari setiap individu yang dilihat dari zodiak.

Padahal secara logisnya, setiap kepribadian dan karakter setiap individu memang sudah dicetak atau dilahirkan dari sejak ia kecil, tetapi juga dibentuk atau dibangun oleh lingkungan sekitar yang berbeda. Dan satu zodiak itu dimiliki oleh banyak sekali individu maka apakah mungkin mereka bernasib sama hanya karna zodiaknya sama. 

Lalu, apakah zodiak itu prediksi atau ramala ?

Menurut penulis banyak media yang sering menyalahgunakan kata prediksi dalam berbicara tentang zodiak. Padahal pada dasarnya ramalan dan prediksi itu jauh berbeda. 

Prediksi itu mempunyai dua sebab, yaitu :

  1. Sebab syar'i "Sebab yang ditunjukkan oleh dalil Al-Qur'an atau hadits Nabi Saw". Contoh : Doa dan sedekah bisa menyembuhkan penyakit
  2. Sebab qadari "sebab yang dibuktikan dengan pengalaman, logika dan penelitian ilmiah sebagai sebab dari sesuatu". Sebab qadari ada yang dengan cara halal/benar dan ada juga yang haram. Contohnya : sebab qadari yang halal/benar: api bisa membakar. Yang haram: dengan mencuri akan mendapatkan harta yangg banyak.

Nah sudah jelas bukan ?

Kepribadian, karakter, hingga peruntungan dan kesialan yang disebutkan dalam zodiak tidak termasuk dalam dua sebab tersebut maka zodiak itu bukanlah prediksi, melainkan ramalan. 

Dan hal tersebut dapat menjerumuskan orang kepada khurafat, tahayul, dan meramal hal gaib, hingga pada kemusyrikan bila sampai mempercayainya.

Mengapa???...

Karena meramal ataupun mempercayainya berarti mengklaim bisa mengetahui hal ghaib. Sedangkan hal ghaib adalah hak khusus Allah saja, hanya Allah yang tahu hal gaib. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline