Target kerja itu penting bagi karyawan dan juga penting bagi perusahaan karena target kerja merupakan langkah penting yang harus dipenuhi oleh karyawan dan perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Tanpa adanya target kerja, karyawan akan bingung dengan semua pekerjaan yang dilakukannya karena tidak memiliki arah yang jelas. Oleh karena itu, agar pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan memiliki arah yang jelas dan dapat mencapai target yang diinginkan, maka perusahaan harus menetapkan target yang ingin dicapai dengan jelas dan spesifik.
Menurut Latham dan Locke (1979) dalam buku "Performance Planning Review Making Employee Appraisals Work by Richard Rudman," mereka melaporkan penelitian laboratorium dan lapangan yang menunjukkan bahwa orang yang memiliki target yang menantang akan bekerja lebih baik daripada orang yang memiliki target yang mudah untuk dicapai. Jadi, maksudnya adalah jika seseorang memiliki target yang menantang, maka kinerjanya akan lebih baik jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki target yang mudah untuk dicapai.
Latham dan Locke membuat kesimpulan tentang menetapkan target, yaitu:
- Target yang sulit tetapi dapat dicapai maka akan meningkatkan tantangan pekerjaan.
- Target khusus memperjelas apa yang diharapkan dari karyawan.
- Feedback yang didapatkan karyawan ketika mencapai targetnya, yaitu karyawan mendapatkan penghargaan (seperti kenaikan gaji, promosi, dll)
- Karyawan dapat membandingkan kinerja mereka saat ini dan masa lalu dan dalam beberapa kasus, mereka membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini dapat membuat mereka untuk berusaha lebih keras dalam membuat strategi yang lebih baik atau lebih kreatif untuk mencapai target mereka.
Jadi, menetapkan target yang tepat itu sangat bergantung pada sistem manajemen dan budaya dari suatu perusahaan. Untuk menentukan target, sasaran, atau indikator kinerja yang efektif, perusahaan bisa menggunakan fitur atau metode SMART, yaitu Specific, Measurable, Agreed, Realistic, dan Time-framed. Karena fitur atau metode SMART ini merupakan metode yang paling efektif untuk menentukan target dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi target yang ingin dicapai.
1. Specific Targets
Perusahaan harus memiliki target yang spesifik. Karena, jika perusahaan memiliki target yang spesifik, maka kinerja karyawan di perusahaan tersebut akan lebih baik dibandingkan dengan kinerja karyawan di perusahaan yang tidak memiliki target yang spesifik atau "vague" (atau bisa disebut juga sebagai target umum).
Contoh, jika perusahaan ingin meningkatkan penjualan, maka perusahaan harus membuat target yang spesifik, seperti "meningkatkan penjualan sebesar 10 persen," maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai target yang spesifik dan menggambarkan hasil yang diinginkan oleh perusahaan. Jika perusahaan hanya membuat target, seperti "mencoba meningkatkan penjualan," maka hal tersebut hanya dapat dikatakan sebagai masukan bagi karyawan saja dan itu dikatakan sebagai target umum karena tidak memiliki arah yang jelas.
Tetapi, tidak semua target bisa untuk meningkatkan atau mengembangkan kinerja. Bagi banyak karyawan di beberapa divisi, persyaratan utama untuk mencapai target adalah meningkatkan kinerjanya dalam waktu tertentu dan kemudian mempertahankannya.
2. Measurable Targets
Dengan hasil yang diharapkan dari tahap sebelumnya, target yang efektif akan mencakup ukuran atau standar yang akan digunakan dalam menilai hasil tersebut. Tindakan atau standar tersebut harus diketahui dan disepakati sebelumnya oleh manajer dan karyawan. Standar tersebut bisa berupa standar kuantitatif ataupun standar kualitatif.
3. Agreed Targets