Lihat ke Halaman Asli

Afifah Wahda

Pembelajar Kehidupan

Diary Belajar Cinta #3: Meyakini Jodoh Terbaik

Diperbarui: 8 Januari 2019   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Meyakini Jodoh Terbaik 

Salah satu orang istimewa yang berhak kita cintai kelak ialah si jodoh, sosok pendamping yang sudah digariskan oleh-Nya untuk kita. Tidak ada yang lain sebenarnya, cukup berkali-kali jatuh cinta pada orang yang sama saja.

Itu lah kenapa, jangan sekali-kali mencoba untuk membuat ikatan sebelum pernikahan yang biasa kita sebut pacaran. Karena hal tersebut merupakan kesalahan dalam memahami hakikat jodoh itu sendiri. Bisa jadi ketika seseorang punyai pacar, yang dijaga adalah jodoh orang lain. Dan seseorang yang tidak hanya sekali berpacaran, yang dijaga adalah jodoh-jodohnya orang lain yang pada akhirnya akan menjadi hantu dalam pernikahannya nanti. Tak perlu lah diikat dengan status tidak jelas, toh jodoh juga akan tetap datang dengan sendirinya dengan caranya yang unik, tiba-tiba dan tidak terduga.

Kita pahami lagi istilah jodoh. Menurut KBBI, jodoh/jo*doh/ 1 n orang yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup; imbangan: berhati-hatilah dalam memilih --; 2 n sesuatu yang cocok sehingga menjadi sepasang; pasangan: mana -- sepatu ini; 3 a cocok; tepat: ia telah meminum obat itu, tetapi tidak --;

Artinya sekalipun kita bertemu dengan orang baru dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, kalau cocok, seseorang menjadi yakin dan berani memutuskan untuk menikah. Begitu sebaliknya, bertemu dengan orang lama bisa yakin atau bisa juga tidak. Jadi, tidak perlu alibi dengan mengatakan pacaran itu proses penjajakan. Ada cara lain yang lebih efisien waktu dan terhormat, misalnya lewat perjodohan atau proposal ta'aruf dengan benar. Kenapa? karena ada pula yang menyalahgunakan cara ini, maka tetaplah berhati-hati. Beberapa upaya yang dilakukan ialah dengan mencari perantara yang tepat (sudah menikah, mental yang baik, sudah biasa mena'arufkan), informan (orangtua, keluarga besar, kiyai atau ustadz pembimbing, pengalaman sendiri, sahabat), menghindari kecerobohan ta'aruf (tidak persiapan, nerves berlebihan, menganggap perkenalan biasa, tempat tidak kondusif, tidak melihat lawan ta'aruf sedikitpun, jawaban terlalu lama, tidak ada perantara) dan seterusnya.

Meyakini jodoh terbaik akan datang --- itu sudah pasti bagi kita yang sudah lama yakin maupun yang baru hijrah. Asalkan dengan ikhtiar sebelumnya, mau memperbaiki dan memantaskan diri untuk jodoh terbaik kita. Wallahu'alam.

Ada 3 pertanda jodoh yang bisa renungkan apabila ada seseorang yang berniat serius, diantaranya:

  1. Mengenalnya, menjadikan kita lebih dekat pada-Nya.
  2. Meningkatkan kesadaran diri tentang siapa kita dan (calon) pasangan. Membuat diri kita bersedia membuka jendela hati (ada keterbukaan, bersedia untuk saling memahami dan percaya pada Allah bahwa ia adalah jodoh terbaik yang diberikan).
  3. Kerelaan untuk menerima kekurangan dan bersedia menutupi atau melengkapinya.

Setelah kita menemukannya, tugas yang lebih berat lagi ialah merawatnya. Pertama dengan cara mengunci masa lalu. Karena kebanyakan perempuan mudah baper suka mengusik masa lalu pasangan, sedangkan laki-laki rata-rata sebaliknya, tidak suka diusik dan fokus ke depan. Kedua, jangan pernah membandingkan pasangan kita dengan orang lain.

Materi setelah tanda bintang tiga baru didapatkan kemarin malam dan sebenarnya penjelasannya mendalam, tidak dapat diuraikan panjang lebar karena nanti akan semakin membingungkan. Cukup sederhanakan dengan inti kalimat di setiap poinnya yak! Semoga bermanfaat! :)

Ditulis di Malang,

Senin, 9 Juli 2018

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline