Lihat ke Halaman Asli

afifah vinandita

pelajar/mahasiswa

Mencintai Tanpa Temu

Diperbarui: 10 November 2023   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

mungkinkah perasaan cinta muncul tanpa adanya pertemuan (?)

bagiku itu mungkin. cinta bukan hanya sekedar tentang bagaimana rupa dan seperti apa postur tubuhnya, karena cinta adalah kata kerja yang muncul karena adanya reaksi dari sebuah aksi. 

bagaimana rasa itu muncul (?)

"tresno jalaran soko kulino (cinta bermula dari terbiasa/interaksi)" pribahasa jawa masyhur yang menjadi bukti bahwa interaksi menjadi sebuah kunci setiap tumbuhnya perasaan, mungkin tidak semuanya menjadi perasaan istimewa tapi dari interaksi pasti muncul banyak rasa yang terkadang sulit dimengerti. 

waraskah manusia dengan perasaan tersebut (?)

"Better to be blinded by love than hate; one forgives and the other refuses." -T.F. Hodge. mencintai menjadi laku paling bodoh bagi dua manusia dengan perasaan yang mereka miliki, begitujuga membenci. dua perasaan yang akan membunuh jika kadarnya melebihi batas seharusnya. 

seperti Aku yang mencintai dia, tidak ada pertemuan, tidak interaksi nyata, dan semua seperti bayang-bayang. mencintai dia dari ruang yang sangat luas hingga sulit menemukan sosok nyata bagaimana dia yang sebenarnya. tapi ada satu hal yang membuat ku sedikit merasa bangga adalah bahwa aku pernah mecintai Dia dengan tulus. sedikit gila tapi aku berusaha tetap waras untuk tidak jatuh dilingkaran setan yang aku buat karena hanya mempercayai sebuah kata bukan laku nya. 

apakah kamu merasa dibohongi (?)

pasti, merasa dibohongi atas setiap kata yang pernah dia sampaikan, merasa dibohongi atas setiap janji yang pernah dibuat, inti dari semuanya adalah "aku di bohongi oleh nya". tapi semua terasa sangat indah ketika itu hingga pada akhirnya aku menyadari bahwa cinta adalah kata kerja yang terbukti dengan laku bukan dengan ucap semata. 

fase patah hati dimulai saat semua kata-kata nya berubah dan menghilang, kata romatis menjadi kalimat paling traumatis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline