Penulis : Afifah Miftahul Jannah dan Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Aktivitas setiap manusia tidak terlepas dengan adanya sebuah interaksi atau komunikasi satu sama lain, dalam berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa sebagai penghubung komunikasi tersebut, sehingga bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam berkomunikasi. Dalam pengajaran bahasa dikenal dengan adanya linguistik struktural dan linguistik fungsional. Linguistik struktural mempelajari bahasa dari dua aspek yaitu bentuk dan fungsi atau biasa dikenal dengan diadik seperti fonologi, korfologi, sintaksis, semantik, analisis wacana, sedangkan linguistik fungsional mempelajari bahasa dari tiga aspek yaitu bentuk, fungsi dan kontes atau biasa disebut dengan triadik contohnya seperti mempelajari pragmatik, sosiolinguistik, sosiopragmatik, dll.
Pragmatik merupakan interdisipliner linguistik yang mengkaji maksud dibalik ujaran seseorang. Pragmatik juga digunakan untuk memahami hubungan antara penutur dan lawan tutur, serta membuktikan bahwa bahasa adalah bukan hanya sekedar susunan kata menjadi kalimat, melainkan sebuah alat untuk berinteraksi sosial atau berkomunikasi bagi manusia. Fungsi pragmatik lebih menekankan pada fungsi bahasa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Pragmatik mengkaji beberapa bidang seperti tindak tutur, dieksis, praanggapan dan implikatur. Tindak tutur dibagi menjadi tiga jenis yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi, kemudian dieksis merupakan suatu cara untuk mengacu kepada suatu hakikat tertentu dengan menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi oleh situasi pembicaraan, dieksis memiliki lima jenis, yaitu persona, waktu, tempat, wacana dan sosial. Yang ketiga yaitu praanggapan, praanggapan merupakan pengetahuan bersama yang dimiliki penutur dan lawan tutur yang melatarbelakangi tindak tutur. Praanggapan pada pragmatik ini ditarik berdasarkan konteks ketika suatu kalimat atau pernyataan ini diucapkan oleh penutur dan lawan tutur. Kemudian yang terakhir yang merupakan salah satu kajian pragmatik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah implikatur, implikatur merupakan suatu keadaan di mana seorang penutur ingin menyampaikan maksud dan tujuan dari tuturannya kepada lawan tutur secara tidak langsung. Karena dalam penggunaan bahasa sering kali maksud dari ujaran sang penutur mengandung makna yang berbeda dan tersembunyi dibalik penggunaan bahasa secara struktural. Implikatur ini dapat digunakan untuk menerangkan apa yang mungkin dapat diartikan atau yang dimaksud oleh seorang penutur yang ternyata berbeda dengan apa yang sebenarnya dikatakan penutur lewat bahasa tersebut.
Karena itu di dalam pragmatik penutur, lawan tutur dan tindak tutur menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah konteks tuturan, penutur memiliki implikatur yang ingin disampaikan kepada lawan tutur dan lawan tutur memiliki konteks untuk memperanggapkan apa yang ingin menjadi tujuan dari seorang penutur selain itu adanya partisipan bisa menjadi bagian dari situasi tutur apabila dalam suatu komunikasi terdapat penutur, lawan tutur dan partisipan.
Contoh percakapan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Arka: "Jam berapa sih kegiatan ini dimulai?"
Reka: "Jalanan macet mungkin, biasanya begitu kan?"
Arka: "Selalu sama, tak pernah upgrade alasan."
Pada tuturan di atas terdapat konteks di mana Arka menanyakan jam kepada Reka. Dalam percakapan tersebut Arka menanyakan hal yang maksud dan tujuannya sudah diketahui oleh Reka, begitu pun juga dengan Reka yang menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang maksudnya diketahui oleh Arka.
Contoh percakapan lain: