Setiap kali kedukaan menyayat kalbu, selalu ku simpan di buku harian ku
Yang memang ku tulis khusus buat TUHAN,
Aku tuangkan seluruh penat jiwaku ke dalam diary itu.
Aku kumpulkan pertanyaan demi pertanyaan tentang-Nya...
Untuk memahami perilaku TUHAN,
Aku harus memeras segenap potensi hati dengan sedalam-dalamnya
Memeras kepekaan rasa dan logika pikirku dengan secermat-cermat dan setepat-tepatnya...
Wahai Engkau,
Yang jiwaku ada di genggaman-Mu,
Jangan pernah lagi Kau sulut diriku dengan api takdir-Mu...
Jangan pula Engkau panggang hidupku di tungku pembakaran ...