Lihat ke Halaman Asli

Afifah nursalsadiba

Lulusan dari UIN Datokarama Palu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Ekonomi Syariah

Istimewanya Seorang Ibu, Bisa Jadi Segalanya Demi Anaknya

Diperbarui: 18 November 2020   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibu Sekolah Pertamaku. Sosok ibu mampu menjadi guru pertama bagi anak-anaknya, walaupun hampir sebagian besar mereka tidak mengenyam pendidikan tinggi. 

Seorang ibu bahkan mampu mengetahui seluruh mata pelajaran kehidupan, entah mengapa apapun pelajaran yang diberikan oleh ibu pasti akan membekas di hati dan pikiran. Ibu Sekolah Pertamaku kalimat itu memang benar, dimana sejak kita lahir didunia, bahkan saat kita belum bisa melakukan apa-apa, sosok ibu hadir penuh kesabaran dan dengan kelembutannya mengajari kita perlahan sampai kita mampu mengetahui banyak hal.

Aku  pribadi lebih dekat dengan ibuku daripada ayahku, mungkin anak-anak yang lain pun demikian. Sosok ibu bagi aku bukan hanya sebagai guru, namun dia berperan dalam segalanya mulai dari orang tua, guru, teman bahkan kakak. Segala hal yang aku dapatkan dikehidupan pasti akan selalu aku ceritakan kepadanya, bahkan dia pasti selalu menemukan solusi terhadap masalah yang aku alami.

Saat masi kecil anak-anak yang dekat sama ibunya pasti suka menirukan hal-hal yang dia lakukan, misalkan ketika ibu memasak, kita juga ingin melakukannya. Ketika ibu menanam sayuran dipekarangan rumah, kita selalu ingin membantunya walaupun ujung-ujungnya kita bukannya membantu, hehehe.

Hal ini, membuat ibu akan selalu menunjukan sikap dan tingkah lakunya yang baik didepan anak-anaknya, bukan ingin menutupi sisi jeleknya melainkan ibu hanya ingin kita menirukan hal-hal yang berguna untuk masa depan dan disinilah perannya sebagai "Ibu Sekolah Pertamaku". Kalian masih ingat waktu kecil kita bersusah payah untuk bangun dan kembali berjalan, walaupun ada ibu dihadapan kita. 

Dihari kedua sekolah, kia merasa takut karena tangan ibu tidak bisa kita genggam untuk menemani disekolah. Itu semua dia lakukan untuk mengajari kita arti kemandirian, mengajari bahwa apa yang kita lakukan jangan terus bergantung kepada orang lain agar kita bisa menyambut masa depan, sebab menghadapi masa depan tak senyaman dekapan seorang ibu.

Sejak aku kecil ibuku selalu mengajariku banyak hal, bahkan sudah sebesar ini saja aku masih meminta diajarinya. Sosok ibu berperan penting bagi kehidupanku, apalagi aku terkenal dengan sebutan anak mama. 

Semasa sekolah, setiap aku ingin melakukan ujian atau lomba disekolah, aku harus memberitahukannya kepada ibuku setidaknya untuk mendapatkan  sedikit wejangan darinya karena jika tidak, aku selalu merasa gelisah untuk menjawab soal pada saat ujian ataupun mengikuti lomba. 

Aku dan keluarga ku bisa dibilang hidup pas-passan dengan ayahku seorang petani dan ibuku seorang ibu rumah tangga. Meski ditengah keterbatasan ekonomi, ibuku selalu menguatkan aku dan kakak-kakakku dan selalu mengatakan bahwa pendidikan sangat penting. Kendati ibuku bersusah payah memutar otak untuk mencari solusi agar kami terus bisa sekolah, walaupun ayahku bilang tamat SMA saja sudah cukup. 

Bagi ibuku sendiri yang hanya tamatan Sekolah Menengah Atas, anak-anaknya harus bisa lebih diatasnya dan semua anak-anaknya harus mendapatkan pendidikan yang sama yang artinya jika satu SMA maka yang lainnya juga harus SMA. 

Ibuku sealalu memegang teguh prinsipnya bahwa pendidikan itu sangat penting, baginya selagi dia masih hidup, dia ingin melihat semua anaknya memakai baju wisuda. Dengan melewati segala lika-liku kehidupan, alhamdulilah sekarang kedua kakakku sudah menyelesaikan perkuliahannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline