Lihat ke Halaman Asli

Tetap Mempertahankan Eksistensi Penyebaran Agama Islam Kampung Mahmud di Tengah Larangan yang Mulai Dilanggar oleh Masyarakat

Diperbarui: 30 Juni 2022   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya, Kampung Mahmud merupakan daerah rawa yang kosong dengan dikelilingi oleh sungai Citarum. Menurut cerita dari sesepuh juru kunci dari Makom Mahmud, Eyang Agung Abdul Manaf memiliki karomah untuk memindahkan sungai Citarum dalam satu malam. 

Sebelum Kampung Mahmud ditinggali oleh Eyang Agung dan dibangun pesantren untuk menyebarkan islam di Bandung Selatan, beliau mengambil satu kepal tanah dari Mahmud Mekkah untuk kemudian dijadikan sebagai titik awal didirikannya masjid jami' yang ada di Kampung Mahmud sehingga dari sanalah tanah yang menjadi wilayah Kampung Mahmud itu mulai ditempati oleh masyarakat.

Kampung Mahmud adalah salah satu daerah yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Bagaimana tidak, kampung ini menjadi tempat yang banyak didatangi oleh masyarakat yang ingin melakukan ziarah ke salah satu makam yang ada disana yaitu Makom Eyang Agung. Kampung ini berada wilayah Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.

Kampung Mahmud memiliki makna sebagai tempat yang terpuji dengan memiliki larangan atau pantangan yang tidak boleh dilanggar oleh masyarakat setempat agar tidak terjadinya dampak yang merugikan bagi masyarakat itu sendiri. 

Namun, pada kenyataannya seiring dengan berjalannya waktu banyak masyarakat yang mulai melanggar pantangan atau larangan yang ada tanpa memikirkan akibat yang akan didapatkan apabila melanggar apa yang telah ditetapkan oleh leluhur atau dalam bahasa sunda dikenal dengan sebutan karuhun. 

Kampung Mahmud menjadi salah satu kampung adat yang sudah banyak diketahui dan dikenal oleh kalangan masyarakat yang ada di Jawa Barat khususnya. 

Selain itu, Kampung Mahmud sudah banyak diliput oleh media televisi yang sudah terkenal namanya, sehingga tidak diragukan lagi jika tempat ini memiliki daya tarik yang begitu khas bagi setiap pengunjungnya sebagai tempat wisata religi yang terkenal akan religiositasnya dalam menjalani kehidupan yang berlandaskan syariat Islam.

Hal menarik dari Kampung Mahmud adalah tradisi keagamaan yang masih dijaga hingga sekarang. Tradisi/kebiasaan yang kerap dilakukan oleh masyarakat di kampung ini adalah pengajian, perayaan 10 Muharram, maulid Nabi Muhammad SAW, haulan eyang, halal bihalal di makom pada minggu kedua setelah Idul Fitri yang didatangi oleh masyarakat dari berbagai daerah. 

Pengajian menjadi salah satu kegiatan yang diutamakan di kampung ini dan perempuan (ibu-ibu) merupakan masyarakat dengan jadwal pengajian yang sangat padat di setiap bulannya. 

Jika pengajian untuk laki-laki hanya dilaksanakan pada malam Senin (Minggu malam), tetapi berbeda dengan perempuan yang memiliki jadwal pengajian dari mulai hari Jumat dan Senin yang diadakan di madrasah (setiap dua minggu sekali), berlanjut ke hari Minggu di bagian selatan Kampung Mahmud, hari Selasa di bagian barat kampung Mahmud, hari Rabu dan Sabtu di sebelah utara. 

Semua yang menjadi penanggung jawab atau ustadz/ustadzahnya merupakan para keturunan dari Eyang Agung Abdul Manaf yang menyebar ke beberapa bagian wilayah Kampung Mahmud. Maka dari itu bisa kita lihat jika misi daripada penyebaran agama Islam tetap kuat pada tradisi masyarakat Kampung Mahmud. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline