Lihat ke Halaman Asli

Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak Era Covid-19

Diperbarui: 19 November 2021   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Kegiatan Bimbingan Belajar/dokpri

Covid-19 merupakan virus yang sudah mewabah hingga lingkup dunia, sehingga Covid-19 ini sudah tergolong pandemi. Covid-19 mulai muncul pada tahun 2019 lalu dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Adanya pandemi Covid 19 ini tentu memberikan dampak bagi Indonesia dalam beberapa bidang, mulai dari bidang ekonomi hingga bidang Pendidikan, yang semula semua kegiatan dilakukan secara offline kemudian berubah secara tiba-tiba untuk dilakukan secara WFH (Work From Home) untuk menyesuaikan keadaan. Adanya perubahan ini tentu menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan teknologi yang telah berkembang pada saat ini.  

Penggunan teknologi bagi masyarakat perkotaan sudah tidaklah menjadi masalah karena sudah terbiasa, berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Daerah pedesaan belum terbiasa menggunakan teknologi untuk pekerjaan dalam kesehariannya, serta sinyal yang kadang tidak mendukung untuk belajar. 

Hal ini menjadi kendala bagi siswa pedesaan untuk belajar di era pandemi Covid-19, sehingga siswa menjadi terkendala untuk dapat belajar. Pihak pendidik juga terkadang hanya memberikan penugasan, dan siswa diminta untuk belajar materi secara mandiri karena kurangnya dukungan fasilitas yang memadai serta kurangnya literasi masyarakat pedesaan. Dengan demikian, maka sangat diperlukan adanya bantuan keluarga dalam membimbing pembelajaran siswa dirumah.

Platform yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran siswa diantaranya yaitu e-learning, google classroom, quipper, zoom, google meet, serta mirosoft teams. Untuk mengoperasikan platform-platform ini, tentu diperlukan pengetahuan dan bimbingan dari keluarga agar anak dapat tetap mengikuti pembelajaran dengan baik. 

Pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan anak tentunya tidak hanya orang tua saja, tetapi saudara juga memiliki peran yang sama dalam memberikan bimbingan kepada anak. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang tua yang ada di daerah pedesaan tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi sehingga tidak begitu memahami materi yang dipelajari anak serta tidak memahami penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran yang diterapkan.

Peran keluarga kepada anak dalam pembelajaran daring diantaranya yaitu sebagai berikut:

  • Memotivasi

Menurut KBBI, motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam pembelajaran yaitu adanya dorongan pada diri siswa untuk belajar. 

Motivasi belajar siswa dapat berasal dari diri anak sendiri maupun dari lingkungan anak. Keluarga dapat memberikan motivasi belajar kepada anak dengan memberikan reward ketika anak mendapatkan nilai yang bagus ataupun ketika anak berhasil melewati ujian dengan baik. Dalam masa pembelajaran daring seperti saat ini, keluarga dapat memberikan motivasi dengan memberikan makanan ringan sebagai teman untuk belajar atau membolehkan anak untuk bermain ketika sudah selesai mengerjakan tugas ataupun belajar.

  • Membimbing

Menurut KBBI, membimbing berarti memberikan petunjuk. Dengan demikian, maka membimbing dalam belajar anak berarti membantu anak memberikan petunjuk mengenai materi yang sedang dipelajari ataupun memberikan petunjuk ketika mengerjakan tugas. Saat pembelajaran daring, peran keluarga yaitu menemani anak belajar dan selalu bersedia untuk memberikan arahan dan petunjuk ketika anak belum memahami materi yang dipelajarinya. Membimbing disini tidak hanya mengarahkan akan materi pembelajaran, tetapi juga memberikan arahan dalam menggunakan platform yang digunakan anak untuk belajar dirumah.

  • Mengawasi  

Mengawasi dalam KBBI berarti melihat dan memperhatikan. Peran keluarga dalam mengawasi anak bisa dengan cara mendisiplinkan jadwal anak. Baik itu jadwal untuk belajar, mengerjakan tugas ataupun istirahat. Dalam mengawasi anak, keluarga tidak boleh tertalu keras. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline