Pada awalnya terdapat sejumlah kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menekan angka mobilitas masyarakat Indonesia. Salah satu kebijakan awal pemerintah Indonesia yang dikeluarkan adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai pertama kali pada tanggal 17 April 2020. Langkah menekan mobilitas masyarakat ini, diharapkan mampu untuk memutus mata rantai penularan covid 19.
Dirasa kurang efektif untuk menekan mobilitas masyarakat dan angka kasus covid masih meningkat, kemudian dilanjutkan dengan adanya kebijakan baru istilah baru yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia (PPKM).
Kebijakan lainnya berlanjut dengan diterapkannya PPKM Mikro. Berlanjut lagi dengan PPKM darurat dimulai pada tanggal 3-20 juli 2021. Hingga adanya PPKM Level 4 dimulai 26 juli-2 Agustus 2021. Pada pelaksanaan PPKM darurat terdapat 16 poin utama yang menjadi aturan selama pelaksanaan PPKM ini berlakukan. Salah satu poinnya adalah kegiatan belajar WAJIB dilaksanakan secara daring atau online.
Perpanjangan PPKM terakhir kemarin tanggal 1 yang akan selesai pada tanggal 6 september 2021 hari ini. Namun seiring berjalannya waktu, PPKM level untuk beberapa daerah telah mengalami penurunan. Hal ini dilatarbelakangi oleh jumlah angka penularan covid telah menurun. Pencapaian tersebut tidak luput dari semangat pemerintah dan masyarakat untuk memerangi virus Covid-19.
Selama PPKM darurat yang diterapkan ini terus dilakukan langkah untuk menggenjont vaksinasi guna menekan angka peningkatan kasus covid dan kematian akibat covid 19. Langkah beriringan ini dianggap mampu untuk membuat Indonesia segera pulih.
Dapat dilihat update perbandingan kasus covid 19 yang terjadi pada penerapan selama penerapan PPKM hingga saat ini. Pada penerapan PPKM tanggal 3 Juli 2021 jumlah terkonfirmasi covid 19 kasus baru sebanyak 27.913 dengan rata-rata 7 hari sebanyak 23.270 kasus. Hingga tanggal 3 september ini telah mengalami penurunan yang sangat drastis yakni 16.752 kasus dengan rata-rata 7 hari sebanyak 8.648 kasus.
Hal ini memberikan harapan baru untuk kegiatan sosial dapat segera dan berangsur-angsur sudah mulai bisa berjalan normal kembali. Kondisi ekonomi Indonesia telah mengalami pemulihan. Dalam hal ini pemulihan ekonomi yang terjadi dapat dilihat pada Survey Mandiri Institute terlihat dari adanya peningkatan pada indeks belanja di Jawa dan Bali. Diharapkan pemulihan secara perlahan ini mampu untuk mengembalikan pada perbaikan kehidupan masyarakat di Indonesia.
Selain itu juga, dengan menurunnya level PPKM ini telah dimulai awal dibukanya sekolah tatap muka di Indonesia. Dimulainya Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan pada wilayah PPKM dengan level 1 sampai 3. Langkah tersebut diambil karena pada level PPKM 1 sampai 3 di wilayah tersebut terlihat rendah baik dari segi penularan dan juga angka kematian. Sehingga kegiatan sosial di masyarakat dapat pelan-pelan dibuka lagi.
Pembukaan sekolah tatap muka ini juga dirasa sangat tepat. Pasalnya pembelajaran selama ini yang dilakukan juga mengalami kendala bagi siswa-siswi sekolah. Mulai dari kendala terhadap sinyal, perangkat penunjang pembelajaran seperti handphone ataupun laptop. Dalam hal ini yang tidak semua pelajar sekolah memiliki perangkat penunjang tersebut. sehingga akan sangat menyulitkan.
Salah satu daerah yang telah dibukanya pembelajaran sekolah tatap muka adalah di kota Semarang. Jumlah sekolah yang tengah memulai pembelajaran tatap muka berjumlah 442 sekolah. Meskipun begitu pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan secara bertahap dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
Oleh karena itu melalui pengabdian di masyarakat yaitu kegiatan Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah, UIN Walisongo Semarang Tahun 2021 turut andil dalam pendampingan pada anak-anak. Dalam kegiatan belajar PAUD Al Karomah dimasa pandemi ini yang sempat terhambat.