Lihat ke Halaman Asli

Penghijauan di Desa Wates Bersama BPDASHL Pemali Jratun Semarang

Diperbarui: 16 November 2021   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Semarang -- Peduli lingkungan dan Go Green, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah Ke-77 UIN Walisongo Semarang kelompok 106 melakukan penanaman bibit pohon bersama ketua RW 03 Desa Wates dan pemuda karang taruna, Minggu (07/11).

Pelaksanaan kegiatan tersebut bekerja sama dengan BPDASHL PEMALI JRATUN SEMARANG yang memberikan sejumlah 100 bibit pohon untuk ditanam di lahan milik masyarakat Desa Wates, Ngaliyan, Semarang RT/RW 07/03 .

Menurut Naufal azizul Umam selaku koordinator kelompok, Pengusungan program kerja penanaman pohon dilakukan dengan alasan untuk mendukung penghijauan.

"Alasan kami melakukan kegiatan penanaman pohon yaitu yang pertama untuk penghijauan atau Go Green, dan yang kedua agar generasi masa kini mempunyai rasa tanggung jawab merawat bumi," terang Naufal.

Kegiatan penanaman pohon tersebut mendapat tanggapan baik dari tokoh masyarakat di Desa Wates.

"Menurut saya ini merupakan kegiatan positif, sudah pasti baik. Karena untuk kesinambungan ke depannya, yang artinya dari tanaman kecil ini nanti yang metik buahnya warga sini. Dan akan kita rawat biar nanti ada buahnya, dimanfaatkan bersama untuk warga juga untuk lingkungan khususnya di RW 03 atau RT 07," jelas Pak Moh Zen, ketua RW 03 Desa Wates.

Beliau mengatakan bahwa untuk tanaman keras yang di kemudian hari akan tumbuh besar sudah tidak cocok ditanam di lahan milik warga dikarenakan sempitnya lahan.

"Kalau tanaman keras  contoh seperti mahoni dan jati kalau di lahan warga sudah tidak layak lagi. Itu harus di kebun. Sekarang kan kebun di wilayah kami itu sudah dibangun oleh pengembang, jadi semakin berkurang. Adanya kebun agak jauh dari kampung," lanjutnya.

Jenis pohon yang dibawa yaitu pohon jambu, rambutan, sirsak, nangka, mahoni, jati, dan sengon. Namun hanya tanaman buah berjumlah 40 bibit ditanam di lahan milik warga sedangkan untuk tanaman keras Pak Moh Zen memberikan alternatif lain untuk mencarikan kembali lahan yang lebih luas, yang memungkinkan untuk ditanami tanaman keras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline