Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Soliter Sindiran

Diperbarui: 29 Desember 2020   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

--Percaya tidak? Bila kamu dulu itu di malam-malamku hanya burayak-burayak lamunan penyesalan

yang aku tetaskan dari sepasang indukan; keadaan dan ketakutan

Selama-lamanya jelas merindukanmu takkan pernah menjadi ketenangan--

--Mengerti tidak? Bila kamu kini hanya remahan ketapang kering di rendaman airmata kesedihan

 yang sengaja aku larutkan untuk membasmi doa-doa yang sering salah tujuan dan memekatkan warna kerelaan

 Ya semoga saja jika teringat kembali padamu itu bukan menjadi bentuk keterbelakangan--

--Dan tenang saja, keindahanmu yang semakin tampak nanti diingatan mungkin hanya aku simpan dan rawat sebagai hiasan didalam soliter sindiran bukan sandaran

yang senantiasa ingin aku letakkan dirak-rak penuh kesadaran dan cuma hanya ingin melirikmu sebagai bahan pelajaran bukan perjalanan

Sebab aku harus secepatnya sadar bilamana kamu dihidupku itu begitu indah cuma sebagai keteringatan bukan  keterikatan--




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline