Alkisah, terdapat 2 sahabat bernama Dodi dan Messo yang sama-sama berusia 10 tahun. Di suatu waktu, orangtua mereka masing-masing sengaja mencoba memberi perlakuan berbeda kepada keduanya untuk mencari tahu mana yang lebih efektif dalam menanamkan disiplin sholat 5 waktu. Mengingat mereka sudah bukan anak usia dini yang harus selalu diiming-imingi hadiah dan usianya sudah on-going remaja, maka orangtua mereka memutuskan untuk mencoba "eksperimen" ini secara singkat saja. Hanya 2 minggu.
Dalam seminggu pertama, Dodi selalu diberi afirmasi bahwa jika ia berhasil melaksanakan sholat 5 waktu penuh secara berturut-turut selama seminggu, maka ia akan diberi hadiah berupa game console kesukaannya. Sebaliknya, orangtua Messo tidak menjanjikan apapun, hanya diberi tauladan sholat 5 waktu dan pengetahuan bahwa sholat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim/ah.
Seminggu berlalu, keduanya berhasil melaksanakan instruksi tersebut dengan baik. akhirnya, Dodi mendapat game console sesuai kesepakatan dan tetiba orangtua Messo memberikan kejutan menyenangkan yang sudah lama diinginkannya.
2 minggu setelahnya, masing-masing dari orangtua mereka tidak memberikan "pancingan" berupa hadiah. Pada akhirnya, Dodi mulai bermalas-malasan untuk sholat karena tidak adanya motivasi untuk mempertahankan perilaku tersebut (mendapatkan mainan). Sedangkan, Messo tidak menampakkan penurunan perilaku karena motif awal mereka berdua sudah jelas berbeda.
Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah pemberian reward merupakan sesuatu yang bernilai positif?
Reward and punishment (penghargaan dan hukuman) merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan dalam dunia pendidikan maupun pengasuhan. Penghargaan selalu dikaitkan dengan hasil dari perilaku yang bersifat positif, sedangkan hukuman senantiasa memiliki hubungan dengan kemunculan perilaku yang sifatnya negatif.
Selama ini, guru maupun orangtua seringkali menggunakan konsep tersebut untuk membentuk disiplin anak. Namun, apakah hal tersebut sudah tepat untuk membentuk konsistensi mereka?
Teori Behaviorisme Skinner dan Reinforcement (penguatan)
Skinner lebih suka menyebut konsep penghargaan dan hukuman sebagai reinforcement (penguatan). Penguatan berfungsi untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan menurunkan ---atau bahkan menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki.
Skinner sendiri merupakan seorang psikolog dari Amerika Serikat yang terkenal dengan aliran behaviorisme-nya dalam teori pembelajaran. Skinner mengemukakan bahwa belajar ---baik secara teoritis maupun praktis merupakan fungsi perubahan perilaku yang didasarkan atas adanya stimulus dan respon.