Lihat ke Halaman Asli

Afies Rudit Setyono

Teacher yang suka menulis dan membaca apa saja

Rindu Rintihan Hujan

Diperbarui: 4 Januari 2024   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

grid.id

Kupejamkan mata menadah wajah
Merasakan titik demi titik air hujan
Membasahi bumi yang kian haus akan belaian
Siulan sang hujan makin memekakkan telinga

Rintik rinai dengan iramanya
Bagai simfoni alam tak terbendung
Mengetuk genting, mengalun indah
Bagaikan orkestra sang maha pencipta

Harum tanah basah menguar ke udara
Segar dan menyejukkan batin pilu
Bertahun lamanya aku merindu
Akan belaian mesra titik-titikmu

Kini kau hadir dalam kerinduan
Membasuh dahaga di relung jiwa
Rindu yang bergejolak kini sirna
Terganti rasa syukur tiada terperi

Hujan, engkaulah manifestasi kasih sayang-Nya
Sesingkat atau selama apapun kau turun dari awan kelabu
Aku akan setia menanti tetes demi tetesmu
Mengalirkan rasa syukur pada yang Maha Agung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline