Lihat ke Halaman Asli

Afiefah Masruti

22107030090_Mahasiswa Difabel_UIN SUKA

Cerita Tentang Sendiri Diriku Seorang Tuli

Diperbarui: 3 Maret 2023   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Saya seorang Tuli. Mengapa saya menjadi seorang Tuli?

Sejak kapan saya menjadi Tuli? Oke, Ini saya mau cerita bahas tentang diriku sendiri.

Perkenalkan nama saya Afiefah Masruti, kebiasaan panggil afiefah atau pipah, saya berasal dari Wonogiri dan saya tinggal bersama orangtua saya dan kakak2 saya. saya mempunyai tujuh bersaudara, saya merupakan anak yang terakhir dari 7 bersaudara.

Jadi cerita ini sebenarnya saya bukan Tuli sejak lahir, Itu sejak saya masih 9 bulan saya pernah sakit demam tinggi sebelum menjadi Tuli. Lalu orangtua saya membawa saya masuk ke rumah sakit untuk diperiksa.

Dan dokter memberitahu kepada orang tua jika telinganya sudah tidak bisa mendengar. itu berarti sudah menjadi Tuli. Setelah dikasih tau oleh dokter, orangtua saya baru mengetahu jika saya kecil memiliki keterbatasan pendengaran (tunarungu). kedua orang tuanya tak berkecil hati dan tetap memberikan cinta serta kasih sayang tanpa membeda-bedakan.

Dan orangtua saya selalu membeli obatan dimana2 demi saya, apalagi bapak saya pernah menjual sapi agar dapat uang untuk membiaya obatan demi saya. karena orang saya ingin Afiefah bisa mendengar seperti yang dulu. Perawatan biasanya meliputi pasang alat bantu dengar, implan koklea, dan terapi wicara. Dengan perawatan ini, anak dapat mendengar kembali.

Saat umurku 2 tahun kakak saya bermain dengan saya dengan mainan anak-anak, kakak saya goyang mainan anak2 untuk coba memanggil saya supaya saya bisa menoleh. Namun saya tetap tidak menoleh dan tidak merespon. kakak saya bingung dan tidak mengerti mengapa saya tidak menoleh saat mendengar goyang mainan anak-anak,

Akhirnya orangtua saya kasih tau kepada kakak saya bahwa saya seorang tuli. kakak saya tetep menerima dan menyayangiku selain orangtua saya juga. Saya lebih sering komunikasi orangtua dengan menggunakan Bahasa isyarat maupun teman-teman juga karena nyaman sekali jika memakai Bahasa isyarat.

Dok Pribadi

Ketika pada tahun 2005 pertama kali saya dimasuk sekolah ke TK Perwanida, guru saya tidak bisa mengajar anak yang tunarungu seperti saya. setelah lulus dari TK perwanida guru saya menyuruh saya didaftar sekolah SLB BC YSBPD. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline