Lihat ke Halaman Asli

PT Liga Indonesia yang Kurang Profesional

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Goal.com

[caption id="" align="aligncenter" width="434" caption="Sumber gambar : Goal.com"][/caption] Liga Indonesia 2014 baru saja menyelesaikan setengah kompetisinya. 24 tim yang terbagi dalam dua wilayah (baca = grup, karena penempatan yang kurang tepat berdasarkan letak geografis tiap klub) bertarung memperebutkan empat posisi teratas dan menghindari dua posisi terbawah. Hasilnya, delapan tim terbaik telah 'terseleksi'. 5 klub dari Jawa (Arema Malang, Pelita Bandung Raya, Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, Persib Bandung) dan sisanya dari Sumatera (Semen Padang), Kalimantan (Mitra Kutai Kartanegara) dan Papua (Persipura Jayapura). Sedangkan empat klub harus turun kasta dan bermain di kompetisi Divisi utama musim depan. Persiba Bantul, Persita Tangerang, Persijap Jepara dan Persepam Madura United. PT Liga Indonesia, selaku badan penyelenggara kompetisi level tertinggi di negeri ini pun menetapkan pembagian grup untuk babak 8 besar nanti. Menganut pada pasal 25 poin 1 regulasi ISL 2014 yang telah ditetapkan sebalumnya, maka hasilnya adalah: Grup A diisi oleh Persebaya, Persib, Mitra Kukar dan PBR. Dan Grup B ditempati Arema, Persipura, Semen Padang dan Persela. Pembagian kontestan di tiap grup sudah jelas. Lantas apa yang kurang?

“Belum ada perubahan hingga detik ini, untuk masalah bulan masih tetap di bulan Oktober. Selesainya sendiri, paling lambat 8 November, 12 hari sebelum Indonesia bermain di AFF. Pengumuman resminya setelah pertemuan dengan klub yang lolos ke delapan besar, 8 September besok,” ucap Jokdri. Joko juga menambahkan bahwa opsi utama dari PT Liga untuk menggelar babak delapan adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno. “Memang masih ada stadion lainnya yang memungkinkan akan tetapi Stadion Gelora Bung Karno menjadi tempat yang memungkinkan. Soal format, semifinal dan final akan dilakukan single match,” pungkasnya. Sumber : iberita.com

Pada bagian ini, saya akan mengkritiki sikap lamban PT Liga Indonesia soal pembuatan skema kompetisi. Pernyataan pak Joko Driono diatas menggambarkan terdapat sikap ketidakpastian dari otoritas tertinggi penyelenggara liga. Segalanya masih bisa mungkin dan mungkin. Mengacu pada kompetisi-profesional di Eropa, atau katakanlah AFC yang mengatur persepakbolaan di Asia, skema dan jadwal seharusnya sudah dibuat lebih-lebih awal. Disini PT Liga Indonesia harus bisa menyesuaikan dengan agenda-agenda besar yang sudah dijadwalkan sebelumnya, dalam hal ini Asean Games di Korea Selatan dan Piala AFF 2014. Jangan hanya karena even-even tersebut, jadwal menjadi terus berubah. Memang banyak pertimbangan yang mungkin mempengaruhi keputusan PT LI tersebut. Ada kepentingan tersembunyi kah? Saya tidak mau ber-su'uzon. Dan yang pasti, sebut saja salah satunya problem klasik: izin penyelanggaran pertandingan dari pihak keamanan. Tapi ini adalah problem lama yang seharusnya sudah harus bisa diatasi dan dicari solusi sebelumnya. Jika PT LI adalah organisasi yang profesional, bukan hal yang sulit untuk menjembatani kerjasama antara panpel lokal dan pihak keamanan. Jika yang dijadikan problem adalah jarak antar kota dari masing-masing klub, saya kira ini bukan alasan. Sebelum kompetisi dimulai, PT LI sudah melakukan survei verifikasi kelayakan kepada semua klub. Walaupun memang pada kenyataanya ada beberapa klub yang 'ketahuan' nunggak (Persiba Bantul, Persita Tangerang), tapi melihat nama-nama klub yang lolos, cukup fair kalau saya katakan ke-delapan kontestan adalah klub yang mampu. Dengan jadwal yang telah ditetapkan, setiap klub dapat melakukan persiapan, menganalisa dan mengagendakan apa yang seharusnya mereka lakukan untuk menampilkan hasil terbaik di tiap laga pada babak 8 besar nanti. Jika pada babak 8 besar nanti format yang dipakai adalah kompetisi penuh, maka berarti tiap klub akan melakoni 6 pertandingan (3 kandang, 3 tandang). Enam pertandingan 'final' yang akan mereka perjuangkan demi dua peringkat teratas untuk lolos ke semifinal. Disinilah saya melihat satu dari sekian kekurangan dari PT Liga Indonesia. Semoga kompetisi sepakbola di Indonesia bisa semakin menarik, real entartainment dan yang pasti : LEBIH PROFESIONAL. Salam Dua Gawang !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline