Lihat ke Halaman Asli

AF IDATULMARDLIYAH

Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Padjadjaran

Kuasai Budaya, Wakili Manusia

Diperbarui: 29 Juni 2024   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia tidak akan pernah lepas dari budaya. Budaya sudah amat melekat dengan kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Tidak ada masyarakat tanpa budaya. Budaya juga menjadi pembeda antara sekelompok manusia di suatu daerah dengan kelompok yang lainnya. Karena menjadi sebuah pembeda, maka budaya suatu daerah tidak akan sama dengan daerah lain. Budaya dalam hal ini bukan hanya kesenian, melainkan termasuk juga kepercayaan, kehidupan sosial, dan cara hidup.

Memahami dan menghormati budaya setempat tentulah menjadi kunci agar dapat berbaur dan berterima dalam suatu kelompok masyarakat. Ketika sudah diterima maka mendapatkan dukungan untuk menjadi seorang pemimpin akan lebih mudah. Seorang pemimpin dalam hal ini bisa pemimpin apa saja, pemimpin tempat pendidikan, pemimpin kelompok masyarakat, atau pemimpin daerah. Dalam konteks kehidupan sekarang, hal ini dapat disamakan dengan dipercaya menjadi seorang bupati, gubernur, atau wakil rakyat untuk menempati kursi legislatif.

Selain memahami budaya, menciptakan budaya juga bisa menjadi pilihan untuk mendapat kepercayaan dan dukungan. Menciptakan budaya dalam hal ini mirip dengan seorang pemengaruh (influencer). Namun tentu saja budaya yang diciptakan haruslah mengenai hal baik dan mendorong masyarakat kearah kemajuan. Tidak perlu sampai budaya kedaerahan, cukup dengan hal kecil seperti memperbaiki kebiasaan cara hidup masyarakat yang sekiranya salah, misalnya memperbaiki kebiasaan masyarakat yang tidak memisahkan jenis-jenis sampah rumah tangga. Jika berhasil, maka dapatlah dikatakan sebagai seorang pemengaruh. Pemengaruh yang memiliki banyak dukungan akan berpeluang besar untuk menduduki kursi legislatif dengan mudah.

Seorang artis maupun tokoh terkenal dalam negeri juga memiliki peluang besar menduduki kursi legislatif. Mengapa? Karena walaupun bukan pemengaruh, seorang artis biasanya tanpa sadar menggiring selera dan pandangan masyarakat mengikuti budaya dan tren yang dibuat. Tren ini biasanya akan dengan sendirinya menarik dukungan masyarakat. Beberapa tokoh terkenal di masyarakat, selama ini telah banyak yang berhasil menjadi anggota DPR dengan modal rekam jejaknya sebagai tokoh kenamaan. Contohnya pada periode 2014-2019, dilansir dari BBC News Indonesia setidaknya ada 15 artis dan tiga atlet yang duduk sebagai legislator. Artis yang bergabung ke dalam lembaga legislatif pada periode ini diantaranya Krisdayanti, Mulan Jameela, Ahmad Dhani, Denny Cagur, Once Mekel, Rano Karno, dan Enthus Susmono. Contoh yang disebutkan ini sudah memiliki nama di masa lalunya sebagai seorang artis, penyanyi, atau budayawan, lalu beralih menjadi legislator. Latar belakang budaya dari tokoh yang telah disebutkan–misal Krisdayanti yang seorang penyanyi–telah membawa namanya terdengar oleh masyarakat.

Kesuksesan dalam dunia legislatif tidak hanya bergantung pada kemampuan seseorang dalam merumuskan kebijakan dan menjalankan fungsi legislasi, tetapi juga dipengaruhi oleh pemahaman dan penerapan nilai-nilai budaya. Sebagai calon anggota legislatif, memiliki modal budaya yang kuat dapat menjadi kunci dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya agar terus mendapat dukungan dari masyarakat. Dibawah ini disajikan beberapa poin yang harus diperhatikan agar dapat sukses menjadi seorang legislator.

Pertama, pemahaman mendalam terhadap budaya lokal dapat menjadi pondasi yang kokoh. Seorang anggota legislatif yang sukses harus mampu meresapi nilai-nilai budaya yang ada di daerahnya. Hal ini mencakup pemahaman terhadap adat istiadat, tradisi, dan norma-norma yang telah membentuk karakter masyarakat. Dengan demikian, seorang anggota legislatif dapat menghasilkan kebijakan yang relevan dengan realitas dan kebutuhan masyarakat setempat.

Kemudian, komunikasi yang efektif dengan masyarakat juga merupakan aspek penting. Memiliki kedekatan dengan masyarakat dan memahami kehidupan budaya mereka memungkinkan seorang anggota legislatif untuk menanggapi aspirasi dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan mendengarkan secara seksama, legislator dapat menciptakan kebijakan yang lebih menyeluruh dan relevan bagi keberagaman budaya yang ada di wilayahnya.

Keberhasilan seorang anggota legislatif juga bergantung pada kemampuan menjembatani perbedaan budaya. Di dalam masyarakat multikultural, legislator perlu menjadi agen penyatuan, membangun jembatan antara kelompok-kelompok yang berbeda. Dengan mempromosikan demokrasi dan toleransi antarbudaya, anggota legislatif dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan memperkuat fondasi negeri.

Selain itu, pendekatan secara menyeluruh terhadap keberagaman budaya dapat menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya sebagai potensi ekonomi, legislator dapat mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung industri kreatif lokal, pariwisata, dan usaha kecil menengah yang berakar pada warisan budaya daerah. Dukungan untuk industri lokal dapat meningkatkan ekonomi daerah sekaligus merawat budaya setempat dengan cara yang lebih kreatif. Dengan begitu terjadilah mutualisme antara calon legislator dan masyarakat yang sama-sama memberi dukungan.

Maka dari itu, sukses menjadi legislator tidak hanya diukur dari pencapaian legislatif semata, tetapi juga dari kemampuan untuk menerapkan dan memajukan nilai-nilai budaya. Dengan memahami, menghormati, dan memanfaatkan kekayaan budaya lokal, seorang anggota legislatif dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan menciptakan perubahan yang berkelanjutan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline