Lihat ke Halaman Asli

Afidatin Nadhifah

Asyraf Husain Luthfi

Problematika Kelebihan dan Kekurangan dalam Menanamkan Wirausaha di Jenjang Sekolah Dasar

Diperbarui: 29 Januari 2021   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penanaman wirausaha memang harus dikenalkan kepada peserta didik, mulai jenjang pendidikan  sekolah dasar maupun ibtidaiyah sampai ke jenjang yang tertinggi yaitu perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan wirausaha butuh sebuah keinginan, niat serta pengenalan sejak dini untuk mewujudkan ketertarikan (interesting) terutama pada peserta didik di sekolah dasar. 

Ketrampilan wirausaha seseorang, bisa dilihat serta diamati ketika ia masih berusia dini. Karena wirausaha sebenarnya adalah sebuat bakat atau skil yang umumnya dimiliki oleh semua orang. Selain itu, pengamatan skil keahlian wirausaha itu bisa muncul melalui gen (keturunan) dalam ruang lingkup keluarganya sendiri.  Seorang anak usia dini yang terbiasa melihat lingkungan di sekitarnya menerapkan sebuah wirausaha, maka dengan sendirinya ia akan tertanam nilai-nilai wirausaha secara otomatis. Hal ini disebabkan pengamatanya sehari-hari sehingga ia melihat wirausaha adalah kebutuhan yang wajib.

Bahkan pula skil wirausaha pada anak di jenjang sekolah dasar bisa muncul karena adanya tekanan ekonomi keluarga. Terutama bagi anak yang terlahir dikeluarga yang berekonomi menengah ke bawah, maka tekanana kondisi ekonomi memunculkan bakat skil wirausaha secara otomatis. Seperti halnya anak-anak pengemis jalanan yang rela meninggalkan masa-masa mengeyam pendidikan demi desakan ekonomi untuk menyambung kehidupan sehari-hari.

Disisi lain, penanaman pendidikan wirausaha di sekolah dasar juga mempunyai faktor kelebihan serta kekuragan masing-masing ketika sudah mulai dikenalkan sejak usia dini. Sebab biasanya seorang anak mempunyai tingkat pemahamam, skil dan kemauan yang berbeda-beda. Maka di antara kelebihan menerapkan serta mengenalkan wirausaha di tingkat jenjang sekolah dasar yaitu pertama, mewujudkan ketertarikan kepada anak. Maksudnya adalah ketika seorang anak muncul rasa ketertarikan dalam sebuah wirausaha sejak dini, tidak menutup kemungkinan ketertarikan bakat tersebut akan ia munculkan ke dalam jenjang selanjutnya yang lebih tinggi. Seperti halnya jika ditingkat usia dasar ia sudah mulai minat untuk berjualan maka bakat jualan tersebut akan ia lakukan secara terus menerus.

Kemudian yang kedua yaitu mengasah, memunculkan skil wirausaha yang terpendam. Hal ini sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya, bahwa munculnya bakat wirausaha oleh seorang anak bisa muncul dari pengamatan di lingkungan sekitar. Seperti halnya, ketika seorang anak  melihat bahwa ayahnya melakukan wirausaha menjual bakso keliling, maka pengamatan anak tersebut memunculkan bakatnya menjadi seorang wirausaha di masa yang akan datang. 

Kemudian yang ketiga yaitu menerapkan pandangan (mindset) seseorang bahwa setiap orang mempunyai peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan tidak semata-mata terikat dengan pekerjaan menjadi buruh dan lain-lain. Pandangan seperti ini, memang seharusnya sudah diterapkan di jenjnag sekolah dasar agar anak mempunyai cara pandang yang luas dengan dunia usaha. Hal ini dikarenakan semakin sulitnya mencari pekerjaan di masa mendatang terutama ketika anak sudah selesai melaksanakan jenjang sekolah tinggi.

Selain faktor kelebihan menanamkan wirausaha di jenjang sekolah dasar, ada pula  faktor kekurangan yang dialami oleh anak ketika menerapkan pola tersebut. Di antara faktor kekurangnaya adalah pertama  mengganggu konsentarsi anak dalam belajar. Maksudnya adalah ketika di jenjang sekolah dasar sudah diterapkan nilai-nilai wirausaha, bagi anak yang tidak mempunyai minat, skil  wairausaha maka ia akan menjadi problem sendiri di saat proses melakukan pembelajaran. Pasalnya, terkadang anak pada usia tersebut belum muncul ketertarikan dengan yang dinamakan wirausaha. Bahkan ironisnya, jika pola tersebut terlalu dipaksakan oleh sebuah lembaga pendidikan, maka resiko tertinggi bagi anak yaitu malasnya mengikuti pelajaran hingga mengakibatkan putus sekolah.

Oleh karena itu, penanaman wirausaha di jenjang sekolah dasar harus dikemas, dimodifikasi serapi mungkin agara anak-anak  bisa mucul rasa ketertarikan dan tidak menjadi problem baru yang mengganggu proses pembelajaran anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline